Halo Sobat Petualang Cantik,
Kalian tahu ga sih kalau di Dompet Dhuafa ada Wakaf Produktif? Wakaf model begini tidak banyak yang mengetahui lho! Kebanyakan orang tahunya hanya model konvensional. Saya jadi penasaran, makanya ketika Dompet Dhuafa mengadakan acara Jelajah Dengan Hati (Small Act Big impact), Saya langsung daftar untuk menjadi volunternya.
Kegiatan Jelajah Dengan Hati ini akan membawa kita ke lokasi dimana Dompet Dhuafa merealisasikan kegiatan Wakaf Produktifnya di daerah Serang, Banten. Tepatnya di RS Mata Achmad Wardi.
Senang sekali bisa lolos menjadi volunter Dompet Dhuafa karena selain dikenalkan dengan RS Mata Achmad Wardi, kita disana juga ikut Baksosnya ke Pulau Panjang, Serang Banten.
Pagi sekali saya sudah bangun untuk mempersiapkan diri plus sholat subuh. Tidak banyak pakaian yang dibawa, karena hanya semalam menginap disana. Peserta yang ikut dari Influencer dan Blogger.
Mereka semua sangat antusias mengikut kegiatan selama 2 hari, Jumat dan Sabtu (18-19 Okt 2024). waktu keberangkatan pukul 9 pagi, jadi molor sampai jam 10 karena masih menunggu teman-teman yang masih dalam perjalanan.
Hari Pertama
Perjalanan kami menggunakan 1 buah Bus dengan kapasitas 25 0rang. Bahagianya kami karena mirip sekali dengan perjalanan ketika study tour zaman sekolah dulu atau acara perpisahan sekolah.
Rata-rata peserta sangat ceria karena selama perjalanan fasilitas karoeke digunakan sehingga kami merasa terhibur dan bahagia. Waktu 3 jam perjalanan jadi tidak terasa.
Kamipun berhenti di Rumah Makan Pendi. Saya yang sedang tertidur lelap dibangunkan oleh teman sebangkuku, yaitu Rodhi Mardiyah. Cuaca yang panas membuat badan terasa sumuk. Sambil menunggu makanan datang, saya buka handphone, ngintip kegiatan teman-teman di dunia maya.
Akhirnya makanan tiba, saya kebingungan karena banyak sekali makanan di meja. Ada nasi ulam plus lauk pauknya (Ayam bakar, tempe, tahu, ikan asin, sayur asem dan sambal) di tambah cumi asin di oseng, sate olahan bandeng, Gerem Asem, Asinan sayur, Jengkol goreng sambal ijo, lalap-lalapan dan lain sebagainya
Setelah selesai makan, kami sholat dengan cara di jamak, karena sudah melewati jarak yang lumayan jauh. Apalagi kegiatan kami akan padat mengikuti roundown acara siang ini di RS Mata Achmad Wardi.
Kunjungan Ke RS Mata Achmad WArdi
Tidak jauh dari tempat makan, sekitar 30 menit perjalanan, Akhirnya kami sampai juga ke RS Mata Achmad Wardi. Rumah Sakit yang tidak terlalu besar tetapi rumah sakit mata ini sudah banyak pasien terbantu dan mendapatkan manfaatnya.
Dompet Dhuafa mengelola wakaf dengan pendekatan produktif , yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui berbagai program. Contoh nyata adalah pembangunan RS Mata Achmad Wardi , yang menyediakan layanan kesehatan gratis bagi kaum dhuafa.
Sejarah RS Mata Achmad Wardi
RS Mata Achmad Wardi, rumah sakit mata pertama berbasis wakaf di dunia, Didirikan pada 21 April 2018 di Serang, Banten.
Penjelasan ini disampaikan oleh dr Pradipta Suarsyaf – Direktur RS Achmad Wardi saat berkunjung pada Jumat (18/10/2024). Rumah sakit ini berdiri di atas tanah wakaf milik keluarga KH Achmad Wardi, seorang ulama dan tokoh politik yang berkontribusi besar bagi masyarakat Banten.
Niat awalnya adalah mendirikan RS Ibu dan Anak tetapi karena pembagunannya sempat mangkrak, hingga rumput ilalang yang tumbuh setinggi badan bahkan bangunannya sempat menjadi rumah bagi kelelawar.
Dompet Dhuafa berperan krusial dalam pembangunan RS Mata Achmad Wardi, rumah sakit ini dibangun di atas tanah wakaf milik keluarga KH Achmad Wardi dan dikelola oleh Yayasan Dompet Dhuafa Republika.
Dompet Dhuafa tidak hanya berperan sebagai pengelola, tetapi juga sebagai inisiator yang memfasilitasi layanan kesehatan bagi masyarakat, terutama kaum dhuafa, melalui program-program kesehatan seperti operasi katarak gratis.
RS Mata Achmad Wardi menerapkan berbagai inovasi dalam bidang kesehatan mata, antara lain:
- Teknik Operasi Tanpa Jahit : Menggunakan metode modern yang minimal invasif untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan mempercepat pemulihan
- Katarak Center dan Retina Center : Menyediakan layanan spesialis untuk diagnosis dan pengobatan katarak serta masalah retina, termasuk operasi gratis bagi kaum dhuafa
- Unit Gawat Darurat : Memfasilitasi penanganan darurat untuk pasien dengan masalah kesehatan umum
- Myopia Screening Center : Fokus pada deteksi dini dan penanganan miopia, khususnya di kalangan anak-anak.
RS Mata Achmad Wardi saat ini membutuhkan beberapa alat medis terkini untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Semoga segera dapatkan alat tersebut ya.
Prima Hadi Putra – Kepala Lembaga Pengembangan dan Investasi Wakaf Dompet Dhuafa juga menjelaskan bagaimana Dompet Dhuafa mengelola wakaf hingga memberikan manfaat untuk dunia dan akherat.
Tour Room RS Mata Achmad Wardi
Penasaran dengan RS Mata Achmad Wardi yang katanya ada ruang menginap seperti rumah sakit umumnya. Ternyata betul sekali, setelah keliling jadi tahu deh kalau RS Mata Achmad Wardi memiliki fasilitas ruang rawat inap bagi pasien yang memerlukan perawatan intensif.
Secara spesifik, RS Mata Achmad Wardi memiliki tiga jenis kelas rawat inap, yakni Kelas 1, Kelas 2, dan Kelas 3, untuk memenuhi kebutuhan perawatan yang beragam. Fasilitas ini dipergunakan untuk menangani kasus-kasus kompleks mata yang memerlukan perawatan intensif, seperti pasien retina dan glaukoma.
Senang sekali bisa tahu banyak tentang RS Mata Achmad Wardi ini. Saya juga berkesempatan memeriksakan mata. Dulu waktu zaman kuliah dan kerja sempat pakai kacamata silider tapi setelah berhenti kerja saya lepas kacamata karena merasa tidak nyaman untuk beraktifitas meskipun sedikit kendala sama penglihatan.
Ternyata sekarang malah jadi ada Minus, Silinder, dan Plus. Asisten dokter bilang faktor umur yang membuat mata kita ada plusnya, dr. Arcci Pradessatama, Sp.M juga bilang, Plus akan bertambah saat bertambahnya umur.
Wah, memang usia tidak bisa dibohongi ya, meskipun fisik dan wajah terlihat muda tapi yang namanya umur qodarullahnya akan ketahuan dari berkurangnya penglihatan mata kita.
Kunjungan berakhir pada sore hari. Kamipun menginap di Hotel De Luma, Eh# bukan De Luna yang ada di Drakor ya. Hotel ini banyak digunakan oleh perusahaan yang berada di sekitar Serang, Banten. Meskipun keberadaan jauh dari kota, tapi De Luma ini nyaman untuk disinggahi.
Hari Kedua
Pagi sekali saya bangun untuk melakukan sholat subuh dan mandi. Bersiap mau berangkat ke Pulau Panjang. Saya menyeduh teh agar perut terasa hangat, apalagi udara kamar sejak semalam terasa sangat dingin.
Sarapan sudah tersedia di resto hotel. Teman-teman sudah memanggil untuk sama-sama sarapan. Kebetulan saya sekamar dengan Rodhi Mardiyah atau biasa di panggil Diah. Setelah barang bawaan beres di masukan ke dalam tas ransel, saya dan Diah baru keluar kamar menuju resto untuk sarapan. Disana kami dan teman-teman makan dan mengobrol tentang banyak hal, sambil menunggu waktunya berangkat pergi meninggalkan hotel.
Menyebrang Lautan Menuju Pulau Panjang
Tidak jauh dari hotel, sekitar 30 menit bus kami sampai di pelabuhan tempat kapal bersandar. Sambil menunggu persiapan tim yang mau berangkat, kamu semua berfoto bersama di atas kapal.
Diatas kapal penyebrangan yang biasa digunakan masyarakat pulau sepertinya asyik dan seru. Pemadangan laut juga jarang sekali saya temuin. Ada kapal besar yang bersandar di tengah laut. Entah kapal apa itu. Dari obrolan kami dengan teman ada yang bilang itu kapal barang, ada juga yang lihat kapal batubaru dan kapal-kapal lainnya. Sungguh ini pemandanga yang luar biasa bagi saya, mungkin juga teman-teman lainnya.
Sampai di demarga Pulau Panjang, sudah disiapkan mobil bak terbuka sebagai transportasi kami selama di Pulau Panjang. Senang sekali bisa naik bak terbuka bersama teman-teman, menambah keceriaan kami dalam mengikuti kegiatan Jelajah Dengan Hati ini.
Sampai di lokasi Baksos, tepatnya di sekolahan, mereka menyambut kami dengan baik. Kedatangan kami membawa suasana menjadi ramai. Untuk welcome drink kami semua mendapatkan 1 buah kelapa muda yang di belah oleh anak-anak sekolah. Mereka piawai dalam hal mengupas kelapa. Kebetulan udara panas sangat mendukung sekali untuk minum air kelapa muda ini.
Pembagian Tugas Masing-masing Peserta
Acara ramah tamah selesai, tibalah waktunya pembagian tugas para peserta Jelajah Dengan Hati. Kami di bagi 3 tim
1. Tim Kunjungan ke Pasien Yang Telah Melakukan Operasi Katarak : Tim ini bersama para dokter berkunjung untuk mengetahui Kesehatan mata pasien pasca operasi dan juga tim ini membagikan sembako kepada pasien tersebut.
2. Tim Edukasi : Influencer dan Blogger memberikan pembelajaran tentang pemanfaatan media sosial untuk kebaikan kepada siswa SMA.
3. Tim Masak : tentunya bersama Chief Amanda dan masyarakat.
Setelah semua kegiatan terlaksana, kami pun makan siang bersama dan mencicipi masakan yang lezat olahan dari bahan-bahan yang ada di Pulau Panjang ini.
Dari semua masakan tersebut, saya sangat berkesan dengan tutut. kebetulan saya tidak suka ikan, dan saya memilih tempe goreng, tumisan rumput laut dan tutut alias keong kecil.
Selesai makan, sholat dan beristirahat, kamipun pamit dan langsung menungu Pantai Munir.
Entah kenapa dinamakan Pantai Munir, mungkinkah milik perseorangan. Pantai ini terdapat karang halus dan kecil, terhampar di setiap jalan dan tepi pantai. Sepertinya karang halus di tepi Pantai Munir ini menjadi daya tarik tersendiri. Infonya pantai ini memiliki keberagaman terumbu karang dan biota laut yang masih terjaga, menjadikannya lokasi ideal untuk aktivitas snorkeling.
Sayangnya saya tidak membawa peralatan renang jadi tidak bisa menikmati keindahan dunia bawah laut yang konon katanya masih terjaga baik dan belum terganggu sama sekali. Wah, padahal pengen sekali. Next time deh coba main ke Pulau Panjang lagi.
Dengan rasa haru, kami harus meninggalkan Pulau Panjang. Kunjungan yang hanya sebentar ini membuat saya terpikat dengan keindahan pulau ini. Bahasa masyarakatnya juga beragam. Ada yang seperti bahasa jawa tapi logat tidak biasa dan unik menjadikan bahasa jawa yang diucapkan terasa asing ditelinga. Tapi rata-rata mereka mengerti dan paham bahasa Indonesia.
Akhirnya sampai juga ke daratan pulau Jawa. Bus kami sudah menunggu untuk membawa kami kembali ke Jakarta. Semoga Jelajah Dengan Hati ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Dari perjalanan ini, Dompet Dhuafa mengenalkan pada kita semua, bahwa wakaf bukan hanya benda tidak bergerak, tapi wakaf produktif juga bisa dapatkan manfaat dan pahala yang sama bahkan lebih besar. Bagaimana, tertarik untuk wakaf di Dompet Dhuafa?
Salam Cantik,
Lita Chan Lai
Rodhiyatum Mardhiyah
Oktober 27, 2024Masyaa Allah seru banget yaaa Mba bisa ikutan Jelajah dengan Hati dari Dompet Dhuafa. Melihat langsung RS Achmad Wardi dan juga bersilaturahmi ke Pulau Panjang. Btw seru bisa sekamar sama Mba Lita.. Hehe.. Semoga next bisa bertemu kembali di kesempatan lainnya ya Mba.. Aamiin..