Sekolah Alam Paradise Menjaga dan Melestarikan Bahasa Ibu

by

Halo Sobat Petualang Cantik,

Minimnya pendidikan di Papua merupakan isu yang kompleks dan sudah berlangsung lama. Entah mengapa pemerintah hingga saat ini belum berhasil memberikan pendidikan yang merata hingga pelosok negari.

Sepertinya banyak faktor yang menyebabkan seperti letak geografis, infrastruktur, budaya dan sebagainya. Kondisi geografis Papua memiliki banyak pegunungan yang tinggi, hutan yang lebat dan sungai yang besar. Hal ini menyebabkan Papua sulit di akses.

Namun Yuni Angel Anggelia Rumatery menyadari dengan kondisi tersebut apalagi lingkungan disekitarnya banyak sekali anak-anak yang tidak bersekolah, dengan sigap memutuskan untuk mendirikan Sekolah Alam Paradise (SAP) demi memajukan dan meningkatkan literasi anak-anak Papua di Provinsi Papua Selatan.

Awal Perjalanan Sekolah Alam Paradise

Pendidikan yang dilakukan bukan hanya memberikan ilmu umum tetapi juga memberikan pendidikan karakter hingga praktek langsung di lapangan.

Pendidikan yang dilakukan secara sederhana ini awalnya berhasil mengumpulkan 60 anak. Yune memberikan sedikit pengetahuan terhadap anak-anak tersebut dengan buku seadanya yang ada dirumah. Saat ini bertambah jumlahnya hingga 87 anak.

Perjalanan awal SAP tidak memiliki tempat atau gedung, Yune menempatkan anak-anak untuk belajar dibawah pohon yang rindang sebelah rumahnya.

SAP adalah solusi tepat, untuk anak-anak belajar pendidikan karakter, calistung, kearifan lokal,  cinta lingkungan, bahasa Malind atau bahasa ibu, bahasa Inggris, keterampilan dasar, seperti merajut, seni, olahraga, life skill dan lain-lain.

Dari 87 anak tersebut ternyata hanya 40 anak yang memiliki data lengkap, sisanya terkendala data keluarga sehingga sulit untuk diinput ke dalam Dapotik.

Menjaga dan Melestarikan Bahasa Ibu

Selain membaca buku da praktek di lapangan, anak-anak ini juga diajarkan bahasa ibu atau bahasa suku Malind sebagai bahasa yang diterapkan sehari-hari. Sampai saat ini anak-anak tersebut mulai terbiasa dengan bahasa Malind.

Saat di selenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu, 3 anak putri lolos dalam seleksi mewakili Kabupaten Merauke. Acara tersebut diselnggarakan di Jayapura, Provinsi Papua. Ini sebuah prestasi yang didapat oleh anak-anak dalam mengeyam pendidikan di Sekolah Alam Paradise.

di Indonesia banyak sekali memiliki bahasa ibu, namun tidak banyak yang melakukan untuk menjaga kelestariaannya. Padahal menjaga kelestariannya sangatlah penting, karena bahasa tersebut bagian dar identitas budaya warisin nenek moyang.

Bahasa ibu juga menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai, tradisi dan pengetahuan lokal yang tidak selalu bisa diterjemahkan secara tepat ke dalam bahasa lain. Selain itu bahasa ibu membantu memperkuat rasa kebersamaan dan identitas komunitas. Dengan menjaga bahasa ibu, kita juga menjaga kelestarian alam.

Untuk saat ini SAP memiliki 132 anak didik tanpa harus bayar alias gratis. Ini terbuka untuk siapapun yang ingin menimba Ilmu. Meski sekolah dengan bahan Bivak yang sederhana tetapi anak-anak yang belajar tetap semangat menimba ilmu.

Berdasarkan informasi yang di dapat dari beberapa media, Yune sebelum mendirikan SAP sudah lebih dulu merintis UMKM Bevak Paradise yang akhirnya resmi  memiliki Pusat Komunitas Belajar Masyarakat (PKBM) Paradise tahun 2024. Ini dilakukan untuk dapat menjalin hubungan secara luas dengan stake holder, seperti pemerintah, swasta, BUMN, BUMD. dan semua yang bisa mensupport kegiatan SAP.

Dari 132 siswa SAP, sudah didaftarkan 64 siswa di PKBM Paradise. Dinas Pendidikan Kabupaten Merauke sementara mensinkronkan data siswa, untuk mendapatkan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), hak belajar serta mendapatkan dana BOS.

Dapatkan Inspirasi Dari Lamaholot

Diakui Yune, bahwa adanya SAP berawal ketika ia mengikuti Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Socioprener Wira Bangsa di subang Panaruban (Jawa Barat) tahun 2020. Yune bertemu dengan 75 anak muda penggerak wirausaha di daerahnya masing-masing.

Diantaranya adalah Magdalena Oa EDa Tukan dari SimpaSio Institute, Larantuka (Flores Timur) NTT. SimpaSio Institute adalah Komunitas Belajar  yang mempelajari tentang budaya Lamaholot. Perjumpaan dengan Magdalena dan Sekolah Alam PAP memberikan inspirasi yang akhirnya berdirilah SAP.

“Saya terus mendorong operasional belajar mengajar anak-anak dan makanan sehat dari sekian persen yang saya punya,” tutur Yune.

Hingga saat ini bantuan yang datang untuk segala operasional SAP ada dari PLN yang telah menyalurkan bantuan sebanyak 80juta. Bantuan tersebut direncanakan akan digunakan untuk membangun ruangan kelas semi permanen dan sarana pengajaran Sekolah Alam Paradise.

Dengan banyaknya keterbatasan yang ada, selama ini kegiatan belajar mengajar secara rutin masih dilaksanakan di hutan mangrove, lapangan, pinggir sungai ataupun teras rumah warga.

Di sekolah ini, setiap kamis dan sabtu anak usia sekolah dasar mengisi waktu luangnya di sore hari dengan berbagai kegiatan belajar.

Yuni, ibu 2 orang anak ini mengatakan, ” Meski sudah memiliki bangunan permanen, tapi konsep belajar berbaur dengan alam menjadi hal utama di sekolah non formal. Anak-anak diajak melakukan pembibitan dan penanaman pohon terutama di momen lingkungan hidup dan hari masyarakat adat se-dunia.

Penghargaan Satu Indonesia Award

Akhirnya Yuni Angel Anggelia Rumateray meraih penghargaan SATU Indonesia Award untuk kontribusinya dalam bidang pendidikan melalui Sekolah Alam & Bevak Literasi Paradise. Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas upayanya dalam menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dan mendukung literasi di daerahnya.

Penghargaan SATU Indonesia Award merupakan inisiatif dari PT Astra International Tbk yang bertujuan untuk mengapresiasi individu dan kelompok yang berkontribusi positif bagi masyarakat di berbagai bidang, termasuk pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan kewirausahaan. Yuni Angel diakui sebagai salah satu penerima penghargaan ini pada tahun 2021, menandakan pentingnya peran serta inovasi dalam pendidikan di Indonesia.

Dengan Begitu, semoga Sekolah Alam Paradise yang dikelola Ynui Angel ini bisa memberikan ilmu yang bermanfaat pada anak-anak Papua hingga ketika mereka dewasa nanti.

 

 

Salam,

 

 

Lita Chan Lai

 

 

 

 

 

#BersamaBerkaryaBerkelanjutan

#KitaSATUIndonesia

#LFAAPA2024BISNIS

No Comments Yet.

What do you think?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *