Halo Petualang Cantik,
Kamu tahukan betapa takutnya orang tua mengimunisasikan anak-anak akibat tidaktahuan mereka pentingnya Imunisasi? Ada berbagai informasi yang salah yang tersebar dari berita-berita hoaks dan ada juga larangan yang mengharamkannya. Nah, dari informasi yang salah tersebut Kemenkes RI mengadakan sebuah seminar media yang dilakukan di Kantor Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Jalan Salemba I No.5 Jakarta Pusat. Rabu(25/4), dengan tema “Capai Imunisasi Lengkap: Bersama Melindungi dan Terlindungi”.
Dalam acara ini, beberapa dokter dan tim ahlinya memberikan edukasi dan informasi yang harapannya akan disampaikan dan disebarkan ke masyarakat oleh para blogger dan media yang hadir. Adapun dokter dan tim ahli yang memberikan informasi adalah:
- Dr. Cissy B Kartasasmita, Sp.a(K), M,Sc, PhD. (Ketua Satgas Imunisasi IDAI)
- Dirjen P2P Kmenterian Kesehatan
- Vinod Kumar Bura (WHO)
- Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP (Pengurus Pusat IDAI)
- Dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K) M.TropPaed
- H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA (Perwakilan dari MUI)
- Piprim B Yanuarso, Sp.A(K)
Imunisasi diketahui sudah menyelamatkan jutaan nyawa lho, tapi kenapa berita-berita hoaks masih ada aja yang dipercaya. Buktinya masih ada lebih dari 19 juta anak di dunia yang tidak divaksinasi atau yang tidak lengkap, padahal ini berisiko pada panderita penyakit mematikan. 1 dari 10 anak ada juga yang tidak menerima vaksinasi apapun dan umumnya tidak terdektesi oleh sistem kesehatan
Piprim B Yanuarso, Sp.A(K) memaparkan bagaimana keraguan imunisasi tersebut tersebar luas di masyarakat. Isu yang paling heboh di masyarakat adalah Isu KIPI( kejadian ikutan pasca imunisasi), Isu halal haramnya vaksin dan isu sensitif lainnya. Semua kejadian pasca imunisasi dilaporkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, padahal penyidikannya belum tentu hal itu terjadi karena imunisasi.
H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA (Perwakilan dari MUI) juga hadir menjelaskan tentang fenomena MUI yang melarang adanya beberapa vaksin yang mengadung bahan yang haram dikonsumsi oleh umat Islam. Dalam syariat Islam ada 5 hukum syara yang disepakati yaitu : Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh dan Haram. Kenapa vaksin dianggap haram oleh sebagian umat Islam? Dalam kandungan bahan vaksin ada beberapa yang mengandung enzim babi, tapi setelah dilakukan Istihalah (yaitu percampuran benda najis atau haram dengan benda suci sehingga sifat najisnya terkalahkan , baik rasa, warna dan baunya), vaksin tersebut menjadi halal.
Sahabat Anas bin Malik ra. Meriwayatkan bahwa rosulullah saw memberi keringan (ruksoh) kepada Abdurrahman bin Auf dan Zubair bin Awaan menggunakan baju dari sutera karena gatal-gatal yang mereka derita ( Catatan : padahal sutera diharamkan untuk laki-laki). Jadi sesuatu yang berkaidah menyehatkan seperti vaksin dibolehkan untuk di konsumsi oleh umat Islam.
Seperti Fatwa MUI no 4 tahun 2106 : poin no 5 program imunisasi hukumnya wajib. “ Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian, penyakit berat atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa, berdasarkan pertimbangan ahli yang berkompeten dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib”.
Prof. Dr. Cissy B Kartasasmita, Sp.a(K), M,Sc, PhD. (Ketua Satgas Imunisasi IDAI) juga menjelaskan beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi :
- Hoemophilus influenzae tipe B (Hib) dapat menyebabkan meningitis dan pneumonia. Vaksin Hib telah diperkenalkan di 191 negara sampai akhir tahun 2016. Cakupan global 3 dosis vaksin Hib diperkirakan mencapai 70%. Terdapat variasi cakupan yang jauh antar daerah. Pada negara anggota WHO regio Amerika, cakupan diperkirakan mencapai 90% sedangkan pada regio Pasifik Barat hanya mencapai 28%. Sedangkan WHO regio Asia Tenggara telah berhasil meningkatkan angka cakupan dari 56% pada tahun 2015 menjadi 80% pada tahun 2016.
- Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyerang hati. Vaksin hepatitis B untuk bayi telah diperkenalkan di seluruh dunia secara luas di 186 negara pada akhir tahun 2016. Cakupan global 3 dosis vaksin hepatios B diperkirakan mencapai 84% hingga 92% di regio Pasifik Barat.
- Human papillomavirus adalah infeksi virus yang paling sering menyerang traktus reproduksi dan dapat menyebabkan kanker serviks, atau kanker lainnya dan kutil kelamin pada laki-laki maupun perempuan. Vaksin HPV diperkenalkan di 74 negara pada akhir 2016.
- Campak merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus campak, umumnya menyebabkan demam tinggi dan ruam, serta dapat berujung pada kebutaan, ensefalitis, dan kematian. Pada akhir tahun 2016, sekitar 85% anak telah menerima satu dosis vaksin di usia dua tahun, dan 164 negara telah memasukkan dosis kedua sebagai imunisasi rutin yang wajib, dengan cakupan sekitar 64% anak telah menerima dua dosis campak berdasarkan jadwal imunisasi nasional.
- Mumps/Gondongan merupakan virus sangat menular yang menyebabkan pembengkakan disertai nyeri di sisi wajah bawah telinga (kelenjar parotis), demam, sakit kepala dan nyeri otot. Mumps dapat menyebabkan meningitis viral, vaksin mumps sudah diperkenal luas di 121 negara pada akhir tahun 2016.
- Penyakit Pneumokokkus termasuk pneumonia, meningitis, bakteremia.juga otit s media sinusitis dan bronchitis. Vaksin pneumokokkus telah diperkenalkan di 134 negara pada akhir 2016 dengn cakupan global diperkirakan sebesar 42%
- Polio merupakan infeksi virus sangat menular dan dapat menyebabkan kelumpuhan (paralisis) permanen. Pada tahun 2016, 85% bayi diseluruh dunia mendapatkan 3 dosis vaksin polio, Dunia telah mendekati target pemberantasan polio. Pada tahun 2016, Lebih sedikit anak-anak yang lumpuh akibat polio daripada tahun-tahun sebelumnya. Dengan penyebaran virus saat ini hanya terbatas pada beberapa wilayah di Pakistan, Afgnisan dan Nigeria. Dua dari tiga strain polio liar tampaknya telah hilang. India dan seluruh wilayah WHO di Asia Tenggara telah dinyatakan bebas polio, serta wabah yang terjadi pada kurun waktu 2013-2014 di Timur Tengah dan Tanduk Afrika (Horn of Africa) sudah berhenti.
- Rotavirus adalah penyebab paling umum penyakit diare berat pada anak anak di seluruh dunia. Vaksin rotavirus diperkenalkan pada 90 negara sampai akhir tahun 2016, dengan cakupan global diperkirakan mencapai 25%.
- Rubella adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan biasanya berdampak ringan pada anak. Namun infeksi yang mengenai wanita hamil pada trisemester awal kehamilan dapat menyebabkan kematian bayi atau sindrom rubella kongenital, yang dapat menyebabkan cacat otak. jantung. mata dan telinga. Vaksin rubella diperkenalkan secara luas di 152 negara pada akhir tahun 2016, dengan cakupan global mencapai 47%
- Tetanus disebabkan oleh bakteri yang tumbuh tanpa adanya oksigen, contohnya pada luka kotor atau pada tali pusat yang tidak dijaga kebersihannya. Spora kuman C tetoni ada di lingkungan terlepas dimanapun lokasi geografisnya. Bakteri ini menghasilkan racun yang dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian. Vaksin yang dapat mencegah tetanus pada ibu dan bayi telah diperkenalkan di 106 negara sampai akhir tahun 2016. Diperkirakan sebanyak 84% bayi baru lahir terproteksi melalui imunisasi. Tetanus pada ibu dan bayi tetap ada sebagai masalah kesehaan 18 negara, terutama di Afrika dan Asia.
Selain penyakit diatas, ada juga penyakit lainnya seperti Tuberkolosis, Defteri, Pertusis, Varicella-Zoster, Manifestasi Klinis, Varisela Kongenital, Clinical Manifestation, Salmonella Typhi, Tifoid, Rabies, Japanese Encephalitis,dan Dengue Infections. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ternyata masih mengancam dunia, dikarenakan angka kejadian masih tinggi di Negara Asia Tenggara termasuk Indonesia lho.
Nah, mumpung masih dalam rangka Pekan Imunisasi Dunia yang diperingati pada tanggal 24-30 April Kemenkes RI mengadakan Seminar Media yang dilakukan oleh IDAI sebagai organisasi profesi yang mengabdikan dirinya untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan anak Indonesia. Berharap agar semua lapisan masyarakat agar menambahkan upaya dalam meningkatkan cakupan imunisasi. Semoga dengan tulisan saya ini, semua dapat menyerap informasi tentang imunisasi dan mengajak keluarga dan lingkungannya untuk memberikan vaksin. Terima kasih J .
Ruffie Lucretia
Mei 16, 2018imunisasi itu memang penting banget ya mba. anakku aja alhamdulillah udah imun lengkap + booster.