Di Balik Tipu Muslihat Iklan Rokok

by

Halo Sobat Petualang Cantik,

Tahukah kalian tentang ROKOK? Sesuatu yang berisi tembakau kering yang telah dicacah lalu dibalut dengan kertas putih, lalu untuk menggunakannya ujungnya dibakar lalu dihisap. Indonesia menjadi salah satu produsen terbesar di dunia, mungkin karena tanaman tembakau tumbuh subur di Indonesia. Salah satu rempah-rempah yang tumbuh subur inilah wilayah Indonesia menjadi rebutan Negara-negara di dunia. Sehingga Belanda tinggal di Indonesia selama kurang lebih 350 tahun menjadi penjajah bangsa kita.

Bukan bermaksud untuk mengenalkan ROKOK kepada kalian, tetapi kali ini saya akan membahas tentang bahayanya rokok bagi kehidupan masa depan bangsa. Indonesia bukan saja menjadi produsen rokok terbesar, tetapi juga menjadi pengguna tertinggi di dunia. Di tahun 2020, perokok pemula juga naik 240 persen. Mau tahu penyebabnya?

Baiklah, saya akan sedikit bercerita mengenai Webinar via Zoom bersama Lentera Anak dengan tema “Membedah Fakta Kebohongan Industri Rokok di era Post – Truth” Adapun narasumbernya adalah :

  1. Kiki Soewarso

Seorang Advokad pengendali tembakau yang aktif bersama Jaringan Masyarakat Sipil untuk Perlindungan Anak dari Zat Adiktif Rokok.

  1. Hariyadi

Aktif di Lentara Anak, saat ini sebagai Data & analyst Officer Lentara Anak

Memiliki kemampuan membuat sejumlah konten kreatif untuk campaign dan medsos Lentera Anak.

  1. Mouhamad Bigwanto

Peraih Master of Primary Health Care Management dari ASEAN Institut for Health Development, Mahidol University, Thailand.

Saat ini menjadi staf pengajar pada Fakultas Kesehatan Masyarakat UHAMKA. Pernah melakukan riset tentang “Faktor yang mempengaruhi Perilaku Merokok pada Pelajar SMA di Provinsi Banten”

Nah, Kenapa Perokok Pemula Meningkat?

Sejak zaman dahulu, semenjak adanya siaran tv, radio dan Koran, iklan mengenai rokok sudah ada. Berbagai bentuk media ataupun gambar terus berinovasi untuk mencapai target yang diinginkan. Kalau dulu berupa gambar-gambar yang menarik, kalau sekarang dengan bentuk kegiatan dan narasi yang membuat orang tertarik mengetahuinya. Sebuah iklan yang terselubung tanpa memperlihatkan bentuk produknya.

Usia pertama kali merokok tertinggi pada usia 15-19 tahun yaitu sebesar 52,1% dan 10-14 tahun (23,1%). Artinya sejak SD dan SMP banyak remaja yang sudah memulai merokok, bahkan 2,5% sudah mulai merokok sejak usia 5-9 tahun. Sungguh menyedihkan mendapatkan fakta seperti ini.

Berdasarkan Riset TCSC IAKMI, 2017, anak dan remaja usia dibawah 18 tahun paling banyak terpapariklan rokok melalui TV (85%). Hal ini menunjukan bahwa TV merupakan media iklan yang paling sering dilihat oleh anak dan remaja. Selain itu, anak di atas usia remaja (18 tahun, 45,7%)lebih besar terpapar iklan rokok melalui internet dibandingkan (38%). Belum lagi dengan paparan promosi dan sponsor rokok pada anak dan remaja usia dibawah 18 tahun.

Iklan rokok yang dulu hanya tayang di televisi, kini merambah ke Media Online sesuai dengan berkembangnya zaman. Terpaan iklan rokok di Media Online tidak dapat terbendung lagi. Youtube paling banyak menanyangkan iklan rokok yaitu 80,3%, searching website 58, 4%, Instagram 57, 2% dan Game Online 36, 4%. Ini sungguh tidak terbayangkan, ketika anak-anak menggunakan Media Online tersebut lalu terpapar dengan nyata. Dengan begitu sedapat mungkin kita melarang adanya iklan promosi, sponsor , CSR rokok secara komprehensif.

Pemerintah sudah melakukan banyak hal mengenai peredaran rokok di Indonesia untuk melindungan anak bangsa. Dengan terbitnya PP 109 Tahun 2012

Hal mengenai sponsorship ada di pasal 36 :

  • Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau yang mensponsori suatu kegiatan lembaga dan/atau perorangan hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
  • tidak menggunakan nama merek dagang dan logo produk tembakau termasuk brand image produk tembakau dan
  • tidak bertujuan untuk mempromosikan produk tembakau
  • Sponsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang untuk berkegiatan lembaga dan/atau perorangan yang diliput media.

Hal mengenai sponsorship dalam bentuk tanggung jawab social industri rokok ada di pasal 37 :

Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau yang menjadi sponsor dalam bentuk tanggung jawab social perusahaan hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

  • tidak menggunakan nama merek dagang dan logo produk tembakau termasuk brand image produk tembakau dan
  • tidak bertujuan untuk mempromosikan produk tembakau

Hal mengenai pengaturan sponsorship dan CSR terkait perlindungan khusus bagi anak dan perempuan hamil ada di pasal 47 :

  • Setiap penyelenggaraan kegiatan yang di sponsori oleh produk tembakau dan/atau bertujuan untuk mempromosikan produk tembakau dilarang mengikutsertakan anak dibawah usia 18 tahun.

Hal mengenai iklan rokok di televise ada di pasal 29 :

Selain pengendalian iklan produk tembakau sebagaimana dimaksud dalam pasal 27, iklan di media penyiaran hanya dapat ditayangkan setelah pukul 21.30 sampai dengan pukul 05.00 waktu setempat.

Tetapi dengan adanya Regulasi PP 109 2012, tetap saja pihak perusahaan produk tembakau mengencoh kita semua dengan berbagai bentuk tipu muslihatnya. Dengan ditemukannya berbagai lini yang berkembang di masyarakat

  • Konten iklan dan promosi dan sponsorship ( video, gambar pop up, konten medsos)
  • Endorsement
  • User –generated contents
  • Konten film / serial beradegan merokok (Netflix, Iflix, Viu)
  • Native advertiserment (artikel/berita yang secara tidak langsung mempromosikan rokok, brand image rokok, dan amal baik industrinya)
  • Membangun komunitas dan menggaet anak muda lewat games
  • Promosi dengan Give Away (kuis berhadiah di Medsos)

Ada juga yang melakukan pembohongan yang berulang-ulang sehingga berita yang salah karena sering diperdengarkan atau diperlihatkan lama kelamaan orang berfikir itu adalah benar. Seperti berita di sebuah media dengan judul “ Rokok Elektrik Dinilai Lebih Aman Ketimbang Tembakau” atau “Studi Baru Buktikan Vape Bisa Jadi Solusi Pengganti Rokok”.

Webinar yang diselenggarakan oleh Lentera Anak sangat membuka mata hati kita semua. Kita harus cermat melihat iklan-iklan produk tembakau yang sangat terselubung ini. Bukan tidak mungkin anak-anak dibawah usia 18 tahun terpapar iklan rokok, sehingga angka pertumbuhannya semakin tinggi.

Relakah kalian melihat anak muda bangsa kita terpapar iklan rokok seperti ini? Jika kalian merasa bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa, ayo bersama-sama di Hari Tanpa Tembakau Sedunia melindungi anak muda bangsa Indonesia dari iklan-iklan terselubung yang ada aktifitas sehari-hari kita. Tolak jadi target iklan rokok!

 

 

Salam cantik,

 

Lita Chan Lai

 

 

 

 

 

 

 

21 Responses
  • Mugniar
    Juni 11, 2020

    Iklan rokok ini memang memprihatinkan. Saya ingat dulu, kegiatan semacam invitasi baske bagi anak sekolah itu pun disponsori rokok. Gemas banget liatnya. Alhamdulillah sekarang ada kesadaran ini ya.

  • winda
    Juni 12, 2020

    sebenarnya bukan hanya iklan mba, anak2 juga mencontoh orang tua mereka, saya banyak sekali melihat orang tua yang merokok di depan anak istrinya, bahkan ibu2 merokok di depan anaknya, itu sebabnya banyak sekali anak usia sekolah yang sudah merokok

  • Husnul Khotimah
    Juni 12, 2020

    Emang pinter mereka buat promosi, yang gak tau jadi korban, terlebih.. kebanayakan sih orang-orang dengan pengetahuan rendah. Saya sendiri juga benci banget sama rokok dan asapnya, duh. Alhamdulillah suami berhenti ngrokok pas nikah. Beliau cerita awal ngrokok ya waktu SMP, pas di pondok. Belum tau apaa apa.. Pengusahanya kaya dah pokoknya 😀

  • Amelia Waruwu
    Juni 12, 2020

    Akutu juga ga suka deket-deket sama orang perokok kak. Baunya bisa nempel di rambut, di badan, di baju di mana-mana sebel banget 🙁 Dan aku setuju sih untuk sedini mungkin tuh jaga generasi muda kita dari rokok, yah walau agak sulit yah karena pergaulannya kadang gak bisa kita kendalikan. Mulai dari hal kecil aja dengan marahin anak-anak seragam sekolah yang ngerokok aja kali yah

  • Keke Naima
    Juni 12, 2020

    Miris ya kalau lihat anak dan remaja sudah merokok. Terpengaruhnya dari iklan pula. Padahal iklan sepertinya udah gak bebas tayang kalau untuk rokok

  • Uniek Kaswarganti
    Juni 12, 2020

    Iklan rokok dari jaman dulu selalu dibikin keren. Pas jaman kuliah dulu pernah ikut pembahasan tentang pengaruh iklan ini mba. Iklan rokok tidak pernah ngeliatin orang merokok, tapi malah video peselancar, petualang, yang macho macho dan estetik pokoknya. Jadi masyarakat digelontor dengan visual yang menawan agar melekat dalam memori. Saya lupa apa dulu istilahnya dalam matkul periklanan. 🙂
    Tapi ya itu, akhirnya banyak anak muda yang tergiring untuk mengikuti stigma keren dari rokok tersebut. Berakhir dengan pemakaian rokok dalam waktu tertentu.

  • Lusi
    Juni 12, 2020

    Suamiku udah 3 bulan nggak merokok karena WFH, selalu sama keluarga, jadi ngalah daripada diomeli aku & anak2 heheee. Intinya, ternyata bisa kok nggak merokok selama itu. Semoga seterusnya karena sebentar lagi udah dinas luar kota, nggak ada yang ngomeli :((

  • Mechta
    Juni 12, 2020

    Melihat data yg ada, sungguh terasa miris ya.. generasi muda kita sdh terpapar rokok dg begitu intens sehingga usia mulai merokok semakin rendah ☹️
    Semoga ada solusi untuk hal seperti ini..

  • Nurul Fitri Fatkhani
    Juni 12, 2020

    Gemas juga lihat sepak terjang produsen rokok dalam mengiklankan produk mereka. Kini mereka menggunakan cara yang “halus” atau kalau boleh saya bilang cara yang licik, sehingga bisa mengelabui banyak orang.
    Semoga generasi muda kita tidak ada yang terkecoh dengan iklan terselubung semacam itu.

  • Rahmah
    Juni 13, 2020

    Bagai pisau bermata dua ya Mbak atau apakah istilah lain yang tepat
    Soalnya pendapatan pabrik rokok juga sangat menunjang ekonomi
    Tapi di sisi lain banyak generasi yang siap dirusak sebenarnya

  • Rach Alida
    Juni 13, 2020

    Dukung banget mba untuk menolak paparan rokok ya mba. Kasian anak anak dan generasi penerus ya

  • Lidya
    Juni 13, 2020

    Nah kadang perusahaan rokok jadi sponsor event anak-anak ya & sekolah besar pula ya. Mudah2an sih ada perusahaan lain yang mau kasih sponsor sebesar perusahaan rokok ya

  • Lina W. Sasmita
    Juni 13, 2020

    Saya pernah skip tuh tulisan tentang rokok elektrik dan vape. Mana ada aman, tetap saja merugikan karena banyak hal negatif di dalamnya.

  • nyi Penengah Dewanti
    Juni 13, 2020

    Aku di rumah yang merokok adik dan bapakku Mba
    tapi setelah menikah untunglah suami ga perokok lega banget
    iklan rokok dari jaman dlu sampai sekarang memancarkan kekerennannya ya padahal ada iklan yang disebar macam ada udang dibalik batu

  • Arda Sitepu
    Juni 13, 2020

    Kadang dilema untuk iklan rokok ini mbak, sejujurnya saya paling anti dengan berbagai perokok serta hal yang berkaitan dengan tembakau. Hal ini dapat merusak banget, saya juga bersyukur sampai saat ini rumah saya tidak pernah terpapar asap rokok karena ada larangan yang dibuat di pintu rumah di larang merokok di dalam rumah.

  • Nia Haryanto
    Juni 13, 2020

    Miris banget ya kenyataan ini. Dari tahun ke tahun makin banyak aja perokok. an yang paling menyedihkan, perokok yang nambah ini dari golongan anak-anak dan remaja. Masif sekali propaganda rokok ini. Dan banyak dari kita yang tak menyadarinya.

  • Indah Nuria
    Juni 13, 2020

    We have to do our best to stop to use and the spread of tobacco or cigarettes because of its damaging in fact

  • lendyagasshi
    Juni 13, 2020

    Haluss banget yaah…masuknya.
    Tapi secara gak sadar, masyarakat mengikuti.
    Paling cerdas memang mereka membuat hal buruk tapi terlihat indah.

  • Diyanika
    Juni 13, 2020

    Jelas nggak rela, Mbak.

    Suamiku dulu nggak terlalu sering merokok. Bahkan sehari bisa nggak ngerokok. Eh, kuperhatikan akhir-akhir ini nih sering merokok. Alasannya stress kerjaan banyaklah, inilah. Tapi, setelah kuperhatikan lebih dalam, ini bisa jadi karena memang teman sejawatnya pada merokok semua.

    Padahal, aku lagi getol-getolnya menghindarkan anakku dari yang namanya rokok. Amit-amitlah. Semoga dia nggak jadi salah satu generasi muda pecinta rokok. Aamiin.

  • Idah Ceris
    Juni 13, 2020

    Meski pemerintah sudah mengeluarkan peraturan, tapi tetap saja masyarakat mengonsumsi ya, Mbak. Pas kapan ada wacana cukai rokok mau dinaikin saja, tetap pada bisa beli katanya. Sedihhh bangett kalau sampai anak-anak tidak dapat dikendalikan krn rokok ini. Biasanya mereka kan umpet2an ngerokoknya. 🙁

  • Bang Iyus
    Juni 14, 2020

    Semakin banyak yang mengkonsumsi rokok terutama generasi muda maka tidak dapat dipungkiri ke depan akan kita dapati generasi muda yang ringkih dan mudah sakit akibat rokok ini kak … miris memang kak..tapi dilema juga

Tinggalkan Balasan ke Keke Naima Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *