Bersama Tugu Insurance Melangkah Berani Lebih Baik

by

Sore yang sejuk sedikit mendung, ditengah hamparan rumput hijau yang terbentang luas, aku dan loly ngobrol santai. Suasana seperti ini memang jarang sekali kami rasakan, mengingat kami berdua hidup ditengah kota dengan segala hiruk pikuknya. Inilah saat yang bahagia buat kami berdua. Sejak lulus kuliah aku jarang melakukan nongkrong dan hangout bareng lagi. Pertemanan kami hanya bisa dilakukan melalui smartphone dan medsos.

Sengaja aku lakukan pertemuan ini, karena Loly saat ini sangat suntuk. Dia ingin menyegarkan diri, dengan ikut pergi ke sebuah taman di sekitaran Bogor bersamaku. Temanku yang satu ini jarang berkeluh kesah. Tetapi sore ini dia mengajakku berdiskusi mengenai rumah tangganya.

Sudah 10 tahun pernikahannya, baru inilah dia mau menceritakan kehidupan rumah tangga. Selama ini dia hanya menunjukan kebahagian dia dengan suami dan anak-anaknya. Akupun tidak pernah bertanya-tanya mengenai kehidupannya. Bukan tidak peduli, tetapi aku mencoba membebaskan dia untuk menyimpan segala kesusahannya. Aku tidak mau ikut campur pada kehidupan pribadi , kecuali dia sendiri yang bercerita.

Supri suami Loly yang masih temanku juga, hingga sekarang belum mampu membelikan rumah untuk keluarga kecilnya. Sementara anak-anak mereka terus tumbuh dan besar. Anak pertama berumur 8 tahun yang kedua 5 tahun dan saat ini mereka hidup dalam satu petak rumah kontrakan.

Loly jarang sekali cerita atau curhat tentang hal yang mengganjal dihatinya. Kadang aku merasa bahwa dia adalah perempuan hebat dan sabar. Suaminya sangat menyayangi Loly, meskipun belum bisa membahagiakannya seperti orang-orang lakukan pada istrinya. Padahal menurut Loly, Supri bisa saja membelikannya rumah. Bahkan teman-teman satu pabriknya sudah lebih dahulu memiliki rumah di salah satu real estate di dekat dia bekerja.

“Lalu, kenapa begitu?” tanyaku dengan terus menyimak kata-kata Loly yang meluncur satu persatu dari mulutnya.

“ Yah, tahu sajalah kamu. Mas Supri tuh ngga berani kredit-kreditan gitu. Apalagi kredit rumah. Bawaannya ketakutan terus. Padahal kalau dihitung-hitung penghasilan dia perbulan tuh lebih dari cukup”, kata Loly sambil bersungut-sungut menceritakan Supri.

“lho, kenapa harus takut. Untuk masalah hutang bukannya kamu sendiri sudah punya hitung-hitungannya. Lagian kalau kalian takut hutang, aku punya lho solusi yang bagus buat kalian” jawabku mencoba menenangkan.

“ Wah, apa itu? Kasih aku informasi jelasnya dong, biar aku bisa dapatin rumah idamanku ini” wajah Loly bersinar ceria mendengar aku memiliki solusi. Sudah lama sekali dia inginkan rumah untuk keluarga kecilnya. Dia berharap mas Supri berani mengambil keputusan ini.

“Jadi begini, aku tuh kenal salah satu asuransi terkenal di Indonesia yang bisa membiayai hutang kalian jika tidak mampu membayarnya”

Aku kenalkan Asuransi Tugu kepada Loly, bahwa Asuransi Tugu dapat memberikan Kredit dan Penjaminan, agar dapat melindungi tertanggung apabila terjadi hal-hal buruk sehingga tidak mampu membayar pinjaman yang dimiliki. Perlindungan ini memberikan jaminan agar tertanggung tidak semakin dirugikan atas biaya-biaya yang ditimbulkan dari kemungkinan buruk tersebut.

“Owh, seperti itu ya…” Loly dengan senang mendengar pembicaraan ini.

“Jadi ada dua Asuransi Kredit di sini” kembali aku memberi penjelasan

Asuransi Kredit tersedia dua pilihan yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, antara lain :

  1. Asuransi Kredit Pembiayaan

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) memberikan Asuransi Kredit Pembiayaan kepada tertanggung sesuai dengan ketentuan polis yang berlaku. Perlindungan diberikan atas resiko kegagalan tertanggung sebagai debitur untuk melunasi fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank Umum maapun Lembaga Pembiayaan Keuangan lainnya.

  1. Asuransi Kredit Perdagangan

Produk perlindungan dari Tugu Insurance yang memungkinkan tertanggung sebagai debitur yang gagal melunasi pembayaran yang sudah jatuh tempo. Asuransi Kredit Perdagangan ini ditujukan untuk pengusaha agar usaha yang dijalankan tetap bisa lancar.

“Nah, kamu coba jelasin ke mas Supri dong, biar dia Berani Lebih Baik dengan mengambil kredit rumah dan ngga takut-takut lagi” seloroh Loly kepadaku sambil merangkul tanganku.

“Oke, kapan aku bisa ketemu mas Supri” tantangku kepada Loly.

“Udah, sekarang aja. Sekalian aku pulang kerumah, kebetulan mas Supri lagi jaga anak-anak dirumah. Kan , aku tadi nitip anak-anak ke mas Supri”

“oke…oke…oke “ sahutku menutup pembicaraan Loly sambil berjalan segera mengantar Loly pulang.

 

–END–

No Comments Yet.

What do you think?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *