Tahukah kamu, 7 (tujuh) jenis habitat penyu di dunia 6 (enam) diantaranya berada di Indonesia. Wow…kaget juga saya mengetahui itu. Sebagai orang Indonesia, saya bangga sekali dengan 6 jenis penyu yang dimiliki Indonesia. Betapa Indonesia kaya sekali dengan ragam habitat hewan dan tumbuhan yang ada di Indonesia. Pernyataan itu disampaikan oleh Acting CEO World Wildlife Fund (WWF) Indonesia Benja Mambai di acara Penyerahan Donasi Bakti BCA kepada WWF dan PERDAMI di Menara BCA Lantai 22 Breakout Area, JL. MH Thamrin No. 2, Jakarta pada senin lalu (19/12).
Bapak Benja menceritakan bagaimana penyu dapat pergi lepas bebas kemanapun dia mau. Ada sebuah program bagi masyarakat umum yang ingin mendonasikan uangnya kepada WWF untuk mendanai program konservasi penyu di Pengumbahan, Ujung Genteng- Sukabumi dan Aroen Meubanja- Aceh, yaitu dengan cara membeli penyu-penyu di penangkaran lalu melepasnya kelautan luas agar penyu tersebut dapat lepas bebas melalui proses kehidupannya untuk berkembangbiak. Penyu diprediksi mampu menjelajah lautan hingga bermil-mil area.
Ini dibuktikan oleh peneliti penyu di Papua dengan cara memasang kamera satelit dipunggung Penyu Belimbing. Penyu Belimbing di Papua memiliki badan yang sangat besar, bahkan beratnya ada yang mencapai 800Kg. penyu-penyu itulah yang dipasang kamera satelit oleh para peneliti di Papua. Secara mencengangan, ternyata penyu-penyu tersebut ada yang sampai di Maluku, Sumatera, Jepang, Australia dan Amerika. ” Mereka bebas mendatangi negara manapun tanpa mengunakan Visa” guyonan pak Benja
Betapa luasnya jangkauan penyu-penyu tersebut. Untuk memberikan perhatian terhadap habitat penyu yang kini makin menurun populasinya WWF sendiri berkomitmen menjaga penyu-penyu berkembangbiak dan menjaga kehidupannya dengan cara :
- memastikan dimanapun penyu mendarat, dia merasa aman dan nyaman.
- Menjaga telur-telur penyu dari predator yang menganggunya.
- Memperhatikan inkubator telur penyu hingga menetas dan pergi berenang kelaut luas.
Dengan cari itu diharapkan masyarakat juga melakukan dan mendukung perkembangan penyu di Indonesia dan di Dunia.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dengan Program Bakti BCA mengatakan kepada para media “ BCA bukan hanya memberikan berita atau informasi saja, tapi lebih pada mengajak orang untuk ikut melakukan apa yang dilakukan oleh BCA dalam mendonasikan dananya untuk WWF dan PERDAMI” .
“Sebagai institusi perbankan yang turut menaruh perhatian pada pelestarian hewan dan alam, BCA tentu mendukung penuh program konservasi penyu oleh WWF dalam rangka memastikan keseimbangan mata rantai dalam ekosistem alam “ Ujar Pak Jahja.
Menurut Internasional Union for thr Nature Resources (IUCN), Penyu masuk dalam Red List of Threatened Species (Daftar Merah Spesies yang Terancam). Sejak tahun 1984, WWF Indonesia terlibat dalam beberapa proyek dan program konservasi Penyu Laut, diantaranya program rehabilitasi hutan pusat konservasi penyu di Pangumbahan dan Aroen Meubanja. “ BCA sangat mendukung gerakan WWF Indonesia merehabilitasi hutan yang terdegradasi menjadi pusat konservasi yang ideal bagi penyu untuk bertelur. Lokasinya yang berdekatan dengan pantai juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat lokal untuk mengembangkan potensi wisata yang berbasis pelestarian lingkungan”, tambah pak Jahja.
Kemudian Bapak Ari jati Kusuma sebagai wakil dari PERDAMI ( Persatuan Dokter Mata Indonesia) mengatakan “ Dana yang diberikan BCA akan di belikan 2 buah miskrokop yang akan sangat berguna bagi dokter mata yang menangani masalah penyakit katarak yang semakin banyak di Indonesia”.
Sebelumnya BCA menyumbang 1 buah miskrokop senilai Rp. 385 juta pada tahun 2014 dan menyumbangn13 alat bantu operasi dan 2 alat biometri senilai Rp. 450,45 juta pada tahun 2015. “ katarak dapat menyerang siapapun, tidak hanya masyarakat yang lanjut usia, namun bisa diderita oleh warga usia produktif. Kondisi ini membuat BCA konsisten mendukung upaya SPBK Perdami menyelenggarakan operasi katarak secara berkesinambungan diberbagai daerah, “ kata pak Jahja.
Pak Ari Jati sendiri mengharapkan peran para media dan blogger dalam hal menginformasikan katarak dalam bentuk kisah nyata seorang penderita katarak dalam video yang akan menyentuh hati masyarakat, agar mau membantu dan mendonasikan uangnya untuk membantu penderita katarak.
Dana yang dikeluarkan untuk alat operasi mata dan biaya lainnya memang sangatlah mahal. Apabila ada yang mau mendanaikan operasi katarak, akan sangat membantu sekali. “ BCA tidak hanya fokus pada perekonomian masyarakat Indonesia, namun juga peduli akan kesehatan masyarakat. Donasi BCA diharapkan dapat mendukung keberlangsungan program Operasi Katarak Gratis yang diselenggarakan SPBK Perdami dan berkontribusi memwujudkan Indonesia bebas buta katarak pada 2020, “ tutup Jahja.
Seperti yang kita ketahui, berdasarkan data dari Puslitbang Pemberantas Penyakit, Badan Litbangkes Depkes RI, 2% Kebutaan di Indonesia 0,78% adalah karena Katarak. Buta katarak menjadi penyakit yang degeneratif yang umumnya terjadi pada usia senja. Namun 16% ternyata terdapat pada usia produktif (40-54 tahun). Katarak atau kekeruhan pada lensa mata menjadi salah satu penyebab utama 50% kebutaan di Indonesia, oleh sebab itu pemerintah bersama berbagai instansi turut menurunkan angka penderita katarak. Semoga saja ini bisa diatasi dengan dukungan semua lini dan masyarakat Indonesia.
Acara penyerahan donasi untuk WWF sebesar 445 juta dan Perdami 500 juta di lakukan secara simbolis disaksikan oleh General Manager Corporate Social Responbility (CSR) BCA Inge Setiawati, Senior Adviser Pengembangan Solusi CSR Sapto Rahmadi, Director Coral Triangle Program WWF Indonesia Wawan Ridwan, dan Wakil Ketua SPBK Perdami Ari Djatikusumo. Semoga donasi yang diberikan BCA kepada WWF dan Perdami bermanfaat. Kepedulian BCA kepada keduanya merupakan kepedulian kita sebagai masyarakat Indonesia yang telah berpartisipasi terhadap Bakti BCA. Kepedulian ini tentunya tidak sampai disini saja. Siapapun bisa melakukannya dengan bentuk apapun, yang penting menjaga kelestarian alam dengan menjaga kehidupan penyu dan membantu penderita katarak melakukan penyembuhan kebutaannya.
Hastira
Desember 21, 2016perlu banyak orang yang peduli dengan orang lain,lingkungan dan hewan dan tanaman yg ada di sekliling kita terutama yang sudah hampir punah
Ida Tahmidah
Desember 21, 2016Senang mendengarnya kalau ada yang peduli pada lingkungan seperti ini 😀
Levina
Desember 21, 2016Arrrgh…aku juga baru tahu setelah baca ini bhw 6 dari 7 jenis penyu dunia ada di Indonesia. Btw, keren amat itu penyu-penyu bisa berenang sebegitu jauhnya yak…