Apakah Kota Kalian Steril Dari Iklan Rokok

by

Halo Sobat Petualang Cantik,

Akhir-akhir ini banyak sekali kita menemui anak muda dibawah umur merokok ! kalian pasti kaget, Darimana mereka tahu mengenai rokok ? Banyak fakta yang dapat dijelaskan disini.

Akhir-akhir ini kalian pasti sering mendengar bahwa ada sebuah lembaga yang giat mengadvokasi, mengedukasi dan menyadarkan anak muda sebagai target industri rokok? Mereka adalah Yayasan Lentara Anak.

Saat ini memang sedang rame-ramenya orang menggalakkan kampaye bebas dari rokok, sebab memang masih suasana peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Bukan saja Lentera Anak, tetapi banyak elemen yang bergerak untuk berkampaye baik instansi pemerintah maupun swasta.

Hal yang bikin geram kita semua adalah banyaknya anak yang terpapar iklan rokok. Padahal pemerintah sudah mengaturnya dalam UU 32/2002 Pasal 46. Kominfo sendiri sudah berupaya melindung anak menjadi perokok pemula. Termasuk larangan iklan rokok di media social.

Dalam UU 32/2002 Pasal 46 mengatur tentang penyiaran. Disebutkan, siaran iklan niaga dilarang mempromosikan wujud rokok, minuman keras dan zat adiktif. Selain itu terdapat larangan melakukan eksploitasi anak di bawah umur 18.

Sedangkan Pasal 40 UU ITE menyebutkan, pemerintah wajib mencegah penyebarluasan informasi elektronik yang dilarang pengaturan perundang-undangan.

Kalian tahu siapa sih targetnya?

Dengan adanya aturan-aturan tersebut, para pengusah rokok masih saja gencar memanipulasi masyarakat dengan iklannya yang menampilkan citra keren, gaul, kreatif, memotivasi  dan dibintangi oleh anak muda.   Kalian tahu siapa sih targetnya?

Yup, tentunya anak muda juga dong. Iklan-iklan tersebut mengajak anak-anak kecil untuk dapat menjadi orang hebat, keren dan gaul seperti yang ada di iklan tersebut. Bahkan bukan hanya dalam sebuah iklan, reklame yang ada di pinggir jalan atau dimanapun masih menyuguhkan gambar yang akhirnya anak kecilpun terpapar.

Warung disekitar rumah seringkali menempelkan stiker-stiker atau pajangan yang bernuansa iklan rokok. Gambar-gambar seperti itu seolah bukan hal yang berbahaya. Anak-anak yang jajan diwarung tersebutpun akan melihatnya. Jelas itu memudahkan anak untuk terpapar.

Seringkali sebuah konser dengan penyanyi hebat dan terkenal seringkali disponsori oleh perusahaan rokok, dengan SPG yang cantik hilir mudik disana tentunya kalian tahu dong siapa targetnya? Bukan hanya itu, perusahaan rokok juga acapkali memberikan beasiswa kepada anak-anak yang tidak mampu atau anak-anak berprestasi.

Ada juga yang memanipulasi bahwa rokok elektronik lebih aman dibandingkan rokok biasa dengan aneka rasa yang bervariasi seperti buah-buahan sehingga masyarakat percaya. Banyak juga influencer yang promosikan rokok elektronik di chanel youtube atau medsosnya. Bagaimanapun, perusahaan rokok terus berupaya untuk mengakali peraturan yang di keluarkan oleh pemerintah.

Sudah sejak dahulu kala, tembakau tumbuh subur di Indonesia. Bahkan menjadi pemasok tembakau terbesar di dunia. Itu sebabnya di Indonesia menjadi produsen dan konsumen tertinggi di dunia.

Kalian tahu gak, kenapa industri rokok sangat gencar menyasar anak muda sebagai target pemasaran produknya?

Itu semua disebabkan industri rokok setiap tahun kehilangan 240.618 pelanggan setianya karena meninggal dunia. Angka ini setara dengan 668 orang setiap harinya. Tentu saja rokok sangat berkepentingan terhadap anak muda untuk menjamin keberlangsungan bisnisnya karena anak muda adalah pasar masa depan industri rokok.

Di kota besar seperti Jakarta ini, banyak sekali melihat anak-anak SD, SMP yang dengan asyiknya berjalan memegang rokok dijarinya. Mereka dengan bangganya berjalan seolah sudah setara dengan orang dewasa disekitarnya. Padahal kalau kita lihat mereka adalah bocah kecil yang ingin diakui eksistensinya dihadapan masyarakat umum. Melihat kenyataan seperti itu sangat disayangkan sekali mereka sudah terpapar iklan rokok.

Beberapa hari yang lalu, melihat live youtube yang diselenggarakan oleh KBR dengan pembicara Dedy Syahendry dari Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan dan Perlindungan Anak ( Dinsos PMD – PPA) Kota Sawahlunto , Sumatra Barat dan Nahla Javial Nisa , Koordinator Advokasi Lentara Anak.

Sawahlunto sudah menyiapkan diri menjadi Kota Layak Anak (KLA). Untuk itu upaya pemerintah kota adalah dengan melakukan pelarangan iklan rokok di seluruh kota. Mereka mengakui bahwa iklan rokok menjadi faktor penyebab utama meningkatnya konsumsi rokok.

Berbagai studi menunjukkan terpaan iklan dan promosi rokok sejak usia dini meningkatkan persepsi positif dan keinginan untuk merokok. Studi Uhamka 2007 juga menunjukkan 46,3 % remaja mengaku iklan rokok mempengaruhi mereka untuk mulai merokok.

Dikatakan oleh Dedy Syahendri bahwa “salah satu indikator  KLA sesuai peraturan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak No. 12/2011 harus ada peraturan tentang kawasan Tanpa Rokok serta larangan iklann dan sponsor rokok”.

Untuk mendapatkan predikat KLA, Sawahlunto harus memenuhi 31 indikator yang dibagi menjadi beberapa kelompok seperti pemenuhan hak sipil dan kebebasan , lingkungan keluarga dan pengasuh alternatif, kesehatan, pendidikan serta perlindungan anak.

Dan Sawahlunto termasuk yang sudah memenuhi 5 kategori seperti pemenuhan hak sipil dan kebebasan , lingkungan keluarga dan pengasuh alternatif, kesehatan, pendidikan serta perlindungan anak.

Baca juga ini : Dibalik Tipu Muslihat Iklan Rokok

Dengan begitu upaya pemerintah menjadi kota yang visioner yang memberikan prioritas kepada pembangunan anak bisa terjaga agar tumbuh menjadi asset bangsa dalam mengelola pontensi kekayaan dan kesejahteraan di Kota Sawahlunto pada masa yang akan datang.

Dari 301 kota yang berkomitmen menjadi KLA, tapi masih banyak kabupaten/Kota yang memenuhi indikator tersebut dengan melarang Iklan, promosi dan sponsor rokok, Alhamdulillah DKI Jakarta memenuhi 5 kategori seperti pemenuhan hak sipil dan kebebasan , lingkungan keluarga dan pengasuh alternatif, kesehatan, pendidikan serta perlindungan anak

Ternyata masih banyak pemerintah kabupaten/kota yang belum paham urgensi kawasan tanpa rokok dan pelarangan iklan rokok untuk memenuhi indikator KLA. Mereka tidak bisa naik ke tingkat KLA yang lebih tinggi akibat masih ada iklan rokok di wilayah mereka.

“Bila Sawahlunto ingin menjadi KLA, masih banyak hal yang harus dibenahi, termasuk membuat regulasi yang melarang iklan rokok” sambungnya.

Lentara Anak sangat mengapresikan langkah pemerintah Kota Sawahlunto yang sukses menjadikan Sawahlunto strerilisasi terhadap iklan rokok sangat berguna untuk membentengi generasi muda dari dampak rokok tersebut.

Bagaimana  dengan Kota kalian? Apakah bebas dari iklan rokok? Silahkan tinggalkan pendapat kalian di kolom komentar ya 😉

 

 

Salam cantik,

 

Lita Chan Lai

 

 

10 Responses
  • Bibi Titi Teliti
    Juli 1, 2020

    Wah, serem juga lihat statistiknya yah mbak.
    Memang anak muda pastinya menjadi sasaran empuk karena mereka cenderung konsumtif yah. Semoga anak-anak kita bisa selalu terhindar dari merokok diberikan kesehatan yah

  • YSalma
    Juli 2, 2020

    Belum, mba.
    Semoga kebijakan ini bisa diterapkan oleh setiap kota, sehingga iklan rokok tidak lagi bebas terpajang di ruang publik.

  • thya
    Juli 2, 2020

    yaampun sedih kalo anak-anak kecil udah ngerokok.. bahkan aku pernah liat segerombolan anak sd pada ngerokok.. miris banget.. semoga iklan rokok gak dipasang bebas lagi ya..

  • lianny hendrawati
    Juli 2, 2020

    Wah salut deh dengan langkah pemerintah Kota Sawahlunto yang sukses menjadikan Sawahlunto strerilisasi terhadap iklan rokok. Semoga makin banyak kota lain yang mengikuti jejaknya.
    Kotaku masih belum sepertinya.

  • Desri Desri
    Juli 3, 2020

    mba makasi banget infonya, aku suka sama infografisnya, ini perlu kita sebarkan supaya makin banyakorang yang sadar kerugian merokok.

  • Novitania
    Juli 3, 2020

    Udah lama sebenernya aku ngerasa kok iklan rokok penuh tipu muslihat gini ya. Ehh dibahas sama mba lita. Bismillah mulai dari keluargaku dulu, untuk nggak sentuhan sama rokok

  • Diyanika
    Juli 3, 2020

    Mblader, Mbak, alias di mana-mana ada iklan rokok. Ngeri banget.

    Aku melongo lho lihat angka 668 per hari meninggal karena rokok. Ya Allah. Bapakku masih susah lepas dari rokok. Pengaruh banget ke anakku. Tapi, aku kudu kerasa juga sama anakku, nggak boleh megang-megang rokok Mbak Kakungnya.

  • herva yulyanti
    Juli 3, 2020

    Apresiasi nih sama Sawahlunto yang concern dengan perihal ini hingga menjadikan Kota layak anak dengan pelarangan iklan rokok emang iya sih aku masih aja liat banner rokok di warung2 dan sponsor acara juga ya dari rokok yah

  • lendyagasshi
    Juli 3, 2020

    Kotakuu…masih banyak iklan mengenai rokok.
    Kalau pakai alasan hanya di tempat tertentu, don’t make a sense yaah…
    Pokoknya rokok ini bagaikan buah simalakama. Sedangkan pabriknya sendiri menyerap tenaga kerja luar biasa banyak di kota hingga pedesaan.

  • Lina W. Sasmita
    Juli 3, 2020

    Karena rokok adalah salah satu bisnis yang sangat menggiurkan maka akan sangat sulit menghapus dan memberantasnya. Eh kok diberantas ya? Ya memang seharusnya begitu sehingga generasi muda kita tidak mengenal lagi benda yang adiktif satu ini.

Tinggalkan Balasan ke herva yulyanti Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *