Halo Sobat Petualang Cantik,
Kalian kalau travelling suka bawa makanan kemasan kaleng ga? Kalau aku sih sering, apalagi kalau naik kegunung. Makanan kaleng lebih mudah dan awet dibawa kemana-mana, apalagi kalau ga dimakan lebih awet banget. hahahaha….maaf, becanda yang sob. Iya, aku makanan kaleng buat jaga-jaga jika ada di suatu daerah yang makanannya tidak cocok di lidah kita. Banyak sekali varian makanan kaleng yang diproduksi oleh berbagai perusahaan, seperti Rendang, Opor Ayam, Gudeg , Ikan Sarden dan lain-lain. Kalian bisa pilih sesuai selera. Kalau aku sih sukanya Rendang.
Nah, ada kabar terbaru nih dari Rumah Zakat pada tanggal 10 Juli 2019 di Upnormal Caffee Raden Saleh, Jakarta. Ternyata Rumah Zakat membuat sebuah produk dari daging qurban yang diolah menjadi Rendang dan Kornet dalam kemasan kaleng. Informasi ini aku dapatkan pada saat hadir di acara pemberian rekor MURI kepada Rumah Zakat sebagai Pengolah dan Pengemas Daging Qurban Pertama di Indonesia dan Dunia.
Ide ini tercetus dari cerita nabi Yusuf AS, yang pernah bermimpi pada zaman itu akan ada masa dimana masyarakat mengalami 7 tahun musim kering dan 7 tahun masa pakeclik. Ini terdapat dalam Al-quran surat Yusuf : 47. Maka dibuatlah lumbung makanan yang akan membuat masyarakat bertahan selama 7 tahun itu. Siaga pangan seperti itu berhasil membuat masyarakat zaman nabi Yusuf bertahan hidup.
“Superqurban ini sesuai dengan hadist yang disampaikan Aisyah, bahwa dahulu mereka biasa mengasinkan (mengawetkan) daging udhiyyah (qurban) sehingga mereka bawa ke Madinah. Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda “ Janganlah kalian menghabiskan daging udhiyyah (qurban) hanya dalam waktu tiga hari,”(HR. Bukhari-Muslim).” Ungkap Nur Efendi, SEO Rumah Zakat.
Dengan adanya Idul Adha, banyak orang berqurban dan membagikan daging qurbannya kepada kaum yang berhak menerimanya. Tetapi dengan banyaknya qurban yang kadang sulit tersalurkan, tidak merata atau tidak tepat sasaran, makanya Rumah Zakat mengelola daging qurban tersebut dalam bentuk kemasan kaleng lalu akan diberikan kepada orang yang betul-betul berhak dan membutuhkan.
Proses pengolahannya daging kaleng kemasan ini menggunakan teknologi tinggi, bisa tahan hingga 3 tahun. Dengan demikian produk Superqurban ini bisa dinikmati sepanjang tahun oleh masyarakat pelosok Indonesia dan Dunia.
Superqurban adalah program optimalisasi dengan mengolah dan mengemas daging qurban menjadi cadangan pangan dari protein hewani dalam bentuk kornet atau rending. Hewan qurban yang dipilih tentu saja sudah sesuai umur, sehat dan tidak ada cacat berdasarkan pengawasan dewan syariah dan dokter hewan. Pemotongan dilakukan di hari raya Idul Adha dan 3 hari tasyrik.
Informasi yang didapat, pemotongan hewan qurban di lakukan di daerah probolinggo karena pengolahan dan pengemasannya dilakukan disana.
Solusi Ketahanan Pangan
Sebagai Negara yang terletak di wilayah yang rawan bencana, Indonesia harus terus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana serta potensi kerawanan pangan yang bersifat transien sebagai dampak bencana. Melalui program Superqurban Rumah Zakat memberikan solusi dalam ketahanan pangan dan memenuhi gizi masyarakat yang terkena bencana tersebut.
Selama 2018 Rumah Zakat telah menyalurkan 502.521 paket Superqurban 251.257 penerima manfaat. Sedangkan Januari hingga Juni 2019 Rumah Zakat telah menyalurkan 161.986 paket Superqurban untuk 80.993 penerima manfaat. Dengan jumlah terbanyak disalurkan di desa dan pelosok, kemudian terbanyak kedua untuk wilayah bencana. Sementara itu di idul Adha tahun 2019 ini Rumah Zakat menargetkan 15.000 pequrban dengan satu juta paket Superqurban untuk di distribusikan.
Menurut Nur Efendi, dengan gizi seimbang masyarakat desa akan memiliki energy lebih produktif, maju dan berdaya. Demikian juga dengan masyarakat terdampak bencana. “ Dalam kondisi serba terbatas karena bencana asupan pangan sumber protein sangat dibutuhkan. Terutama sebagai sumber energy bagi mereka. Disinilah Superqurban berperan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, “ kata Nur Efendi
Bener juga yah, selama aku terjun ke lokasi bencana rata-rata asupan masyarakat yang berdampak bencana selalu mie lagi mie lagi. Kalau kalian tahu, mereka yang konsumsi mie terus-terusan langsung pada lari ke dokter jaga yang ada di lokasi bencana. Miris sebenarnya, tapi apa mau dikata, bantuan yang mereka terima untuk makan hanya berbentuk mie. Dengan adanya Superqurban, jadi kabar bahagia bagi relawan bencana yang selalu menjadi saksi kehidupan pasca bencana.
Penyaluran Hingga Mancanegara
Ternyata Superqurban tidak saja dinikmati oleh orang Indonesia saja, bagi pengungsi di 4 Negara yang mengalami bencana perang atau kelaparan seperti Palestina, Suriah, Myanmar dan Bangladesh juga turut menikmati makanan qurban dalam bentuk kemasan kaleng ini.
“ Karena praktis saat disalurkan dan tahan lama, Superqurban menjadi paket andalan dalam menyalurkan bantuan pangan bagi masyarakat di luar Indonesia. Dengan demikian kami berharap Superqurban benar-benar bisa menjadi solusi ketahanan pangan bagi Indonesia dan Dunia, “ ungkap Nur.
Ketua Komisi Fatwa MUI , Prof. Dr. H. Hasanuddin mengatakan “ Hukum Islam di buat pada dasarnya untuk kemaslahatan ummat, maka Hukum Islam senantiasa sesuai atau relevan dengan tempat , zaman dan kondisinya “.
Raih Penghargaan MURI
Nah, dengan adanya inovasi Superqurban yang dikembangkan oleh Rumah Zakat sejak tahun 2000 mendapat apresiasi dari berbagai pihak salah satunya adalah Museum Rekor Indonesia (MURI), menjadi pioneer dalam melakukan inovasi mengolah daging qurban menjadi kornet dan rendang.
Yeees….fix finally, Rumah Zakat mendapat penghargaan sebagai Pengolah dan Pengemas Daging Qurban Pertama di Indonesia dari MURI.
“Alhamdulillah, semoga penghargaan ini menjadi pemicu kami menjadi lebih baik. Tidak hanya menjadi yang pertama tapi jadi yang terbaik,” tutup Nur.
Yah, semoga bukan hanya Rumah Zakat yang bisa melakukan hal seperti ini. Tentu saja pihak-pihak lain juga bisa melakukan hal seperti ini.
Salam Cantik,
Lita Chan Lai
What do you think?