Halo Sobat Petualang Cantik,
Siapa sih yang tidak kenal sosok wanita yang telah menjadi pahlawan di Indonesia! Tokoh ini masih kita kenang dan menjadi inspirasi bagi para perempuan masa kini. Siapa lagi kalau bukan RA Kartini, sosok wanita muda yang pantang menyerah dalam menghadapi tantangan di zamannya. Sosok perempuan muda yang kemudian menjadi pahlawan emansipasi bagi kaum perempuan di Indonesia.
Berdasarkan cerita yang bisa kita dapatkan di sebuah museum di Rembang, bahwa RA Kartini itu bukan saja pejuang emansipasi wanita, tetapi beliau adalah salah satu tokoh penggerak ekonomi lokal melalui kerajinan tangan dan kerajinan ukiran Jepara yang mampu tembus pasar Eropa.
Ternyata bisnis online sudah dilakukan sejak zaman RA Kartini, ini dibuktikan dengan adanya surat dari Belanda yang memesan karya RA Kartini untuk dikirim. Selfie juga sudah dilakukan RA Kartini pada saat itu, beliau senang berfoto dengan adik kakak atau pun kerabatnya. Setiap baju yang dia kenakan, selalu membuatnya ingin di foto. Kenarsisan ini yang membuat banyak gambar RA Kartini tersebar dimana-mana hingga banyak orang yang mengenalnya.
Dari fenomena tersebut membuat BNI Expora, Rumah BUMN BNI dan Ayo Naik Kelas berkolaborasi mengadakan kegiatan Kartini Milenial Go Ekspor untuk menampilkan sosok wanita inspirastif masa kini yang berjuang untuk UMKM lokal hingga go global.
Acara yang dilakukan pada, selasa (19/04) ini digelar secara online melalui chanel youtube Rumah BUMN BNI dan Offline di Xpora BNI SMESCO Indonesia. Kegiatan ini diawali dengan alunan musik biola Raiguna Sonjaya, pemuda berbakat dengan membawakan lagu sesuai tema yaitu Ibu Kita Kartini dan dilanjut dengan peragaan busana karya desainer muda Wisni Indarto founder dari Saung Batik Wdrupadi yang telah banyak mengekspor produknya hingga ke lima Negara.
Selanjutnya ada bincang-bincang dengan sosok inspiratif yang berhasil memberdayakan warga di Gang Abdul Kodir, Bogor, yaitu Aling Nur Naluri Widianti sebagai Founder Salam Rancage. Beliau sosok yang dengan suka rela menemani kartini-kartini masa kini yang memiliki kesamaan dengan Kartini masa lampau yaitu sama-sama berjuang mengangkat martabat wanita, dari Unsince Women (wanita yang tidak dilihat/dipandang) menjadi Since Women dengan berhasil tampilkan gambar mereka di Amerika, Eropa ketika mereka sedang mengayam.
Salam Rancage ini berasal dari Bahasa Sunda yang artinya Kreatif atau Terampil. Founder Salam Rancage ini berusaha bagaimana perempuan yang ada bersamanya menjadi kreatif dan terampil sehingga martabatnya terangkat melalui kreatif mereka.
Kebetulan sekali warga di Gang Abdul Kodir, bogor ini tidak memiliki lahan atau sumber alam yang bisa diolah seperti pandan, rotan atau sumber alam lainnya. Justru yang melimpah itu barang bekas salah satunya adalah kertas. Mereka berhasil menyulap kertas-kertas tersebut menjadi kerajinan tangan yang bernilai tinggi. Bukan saja nilai ekonomisnya tetapi juga nilai penghargaannya atas apresiasi pada wanita ini. Mereka membuatnya tidak main-main, karena mereka belajar dengan sungguh-sungguh dan tekun.
Diceritakan bahwa Salam Rancage menemukan sebuah daerah dimana memiliki kehidupan yang cukup bikin kita mengelus dada ditambah lingkungan yang pinggiran sungai dimana setiap 4 tahun banjir air dan sampah. Akhirnya Founder Salam Rancage yang bernama Aling Nur ini mendampingi para ibu-ibu yang awalnya tidak tahu apa-apa hingga menghasilkan karya. Kreasi yang saat ini mereka kelola adalah kerajinan tangang dari bahan kertas koran atau majalah.
Semua orang tahu kalau kertas itu berasal dari kayu yang diolah menjadi kertas. Ketika kertas tersebut dipilin dan dijadikan sebuah karya, menjadi kuat seperti bahan dasar awalnya kertas yaitu kayu.
Mimpi warga Gang Abdul Kodir adalah memiliki lingkungan yang bersih, hijau dan tertata dengan baik. Alhamdulillah, lingkungan tersebut tercipta dengan baik. Dari aksi sederhana mereka dapat nilai-nilai berarti, Kesabaran, Kemandirian, Kepedulian dan Percaya Diri tanpa disadari. Bekal yang mereka miliki membuat mereka terus berinovasi.
Hebatnya lagi, warga Gang Abdul Kodir ini merubah lingkungannya yang awalnya gersang, kumuh dan tidak enak dilihat mata menjadi bersih, menghijau karena mereka giat menanam pohon yang akhirnya menghasilkan. Karena hasilnya sangat berlimpah mereka pun mengadakan sebuah tempat jual beli yang dinamakan Pasar Dongko (Dagangan Orang Kodir).
Pasar ini tidak hanya menjual hasil kebun mereka, tetapi ternyata mereka memiliki misi bagaimana caranya mengedukasi masyarakat untuk tidak buang sampah kesungai. Selama 3 tahun perjalanan Pasar Dongko , tidak ada satupun sampah kemasan yang tercipta. Semua transaksi menggunakan daun atau wadah yang khusus tanpa mengotori lingkungan.
Menariknya lagi ketika pandemi. Pasar Dongko tidak lagi boleh digelar. Mereka membuat pasar online, dimana order yang diterimapun lewat online. Untuk tetap berkomitmen terhadap lingkungan, mereka mencari cara unik dengan menggunakan rantang untuk pengiriman pesanan tersebut. Pelangan yang menerima barang langsung memindahkan pesanan tersebut ke wadah mereka pribadi, kemudian rantang tersebut dibawa kembali oleh kurir (infonya kurir mereka adalah para suami yang terkena PHK).
Nah, setelah pandemi mulai aman, warga disana mulai menghidupkan kembali Pasar Dongko dengan Dual system, online dan offline. Pasar Dongko kini juga sudah menggunakan Aplikasi Go Store yang lebih memudahkan mereka untuk bertransaksi.
Semoga apa yang dilakukan oleh warga Gang Abdul Kodir ini menjadi inspirasi bagi masyarakat yang ingin berkembang dan maju bersama. Walaupun tidak sama tetapi spirit yang tercipta dapat memberikan jalan bagi kehidupan orang banyak.
Slogan yang dimiliki oleh Salam Rancage dalam mengayom masyarakat adalah Hidup itu tidak boleh puas dengan hebat tetapi harus bisa menghebatkan orang lain. Jadi intinya Pasar Dongko ini harus menjadi inspirasi bagi yang lain. Energi berkelanjutan harus ada dan dengan adanya market ekspor mereka jadi semangat berkarya terus menerus, berlatih dengan tekun dan ekonominya membaik plus kontribusi mereka semakin mengguat.
Kalian penasaran ga sih dengan Pasar Dongko? Yang mau tahu Pasar Dongko seperti apa, kalian bisa berkunjung ke Gang Abdul Kodir, Bogor. Pasar ini diselenggrakan setiap bulanan di minggu pertama. Atau kalian bisa kepoin akun Instagramnya @salamrancage atau webnya www.salamrancage.com
Demikian ulasan ini saya buat, semoga bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih.
Salam Cantik,
Lita Chan Lai
What do you think?