Seragam Baru BCA Angkat Nilai Budaya Dan Ekonomi Kreatif

by

Hai Sobat Petualang Cantik,

Ada informasi terbaru nih, dari Kafe BCA 8. Mungkin kalian belum banyak tahu informasi yang akan saya sampaikan ini. Yesss…Informasi ini saya dapatkan pada senin (09/07/2018) lalu. Ketika saya datang banyak sekali kain tenun ikat yang di pajang di dekat pintu masuk dan dalam kafe BCA 8, bahkan benang dan alat tenun plus ibu yang sedang menenun pun ada.

Seperti yang kalian ketahui, aku suka banget dengan kain tenun ikat. Karena Tenun Ikat adalah salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang menjadi kebanggaan kita semua. Beberapa daerah di Indonesia yang memiliki kegiatan bertenun sudah pernah saya kunjungi, seperti NTB (Lombok, Sumbawa, Dompu, Bima dll) Toraja, Medan, Kalimantan, Sukabumi, Flores ( Maumere, Larantuka, Ende, Bejawa, Ruteng, dll). Masih banyak lagi tempat tenun yang belum saya kunjungi seperti Bali, Jepara, Timor dan lain sebagainya.

Saking sukanya dengan kain tenun, sebelum berhijab pernah saya gunakan untuk ikat kepala sebagai fashion setiap hari. Dengan mengunakan ikat kepala saya merasa dapat mengenalkan warisan budaya yang dimiliki Indonesia ke semua khalayak umum. Suatu kebanggaan buat saya, karena cerminan Indonesia melekat di kepala saya.

Nah, ternyata saya di undang hadir ke Kafe BCA 8 adalah untuk menyaksikan peluncuran seragam baru Corparate BCA. Yah, pastinya karyawan BCA senang mendapatkan seragam baru sebanyak 3 pcs /orang. Waduh, saya senang banget menyaksikannya. Hehe…mereka yang dapat seragam baru kenapa saya yang senang yah. Eitsss…pastinya mereka juga senang kok, kalian juga senang kan?

Akhirnya ada perusahaan Indonesia yang menggunakan Kain Tenun Ikat sebagai seragam kebanggaannya. BCA adalah Corporate Perbankan pertama yang menggunakan Kain Tenun Ikat sebagai seragam bagi karyawannya. Seragam baru ini akan menjadi gaya fashion kekinian yang mencerminkan indentitas bangsa.

Dalam hal ini, BCA bekerjasama dengan IKAT Indonesia untuk mengembangkan seragam baru korporasi BCA bermotif tenun ikat. Desain motifnya dirancang oleh desainer muda berbakat dan terkenal, yaitu Didiet Maulana.

Lounching seragam baru ini dihadiri oleh Direktur BCA (Vera Eve Lim), Direktur BCA ( Lianawaty Suwono), Presiden Direktur BCA (Jahja Setiaatmaja), Pengamat Ekonomi Industri Kreatif (A. Prasetyantoko) dan Fashion Designer Indonesia (Didiet Maulana) dengan moderator Yuswohady.

Menurut Jahja Setiaatmaja, “ Indonesia memiliki ragam kekayaan wastra nusantara dan tenun ikat yang sangat khas dan mempesona. Kekayaan wastra nusantara dan kain tenun tersebut dihasilkan dari karya kreatif masyarakat, yang diwariskan turun menurun dari generasi ke generasi. Karya kreatif tersebut seyogyanya diapresiasi dan dilestarikan melalui berbagai inisiatif sesuai dengan kontek saat ini, seperti menggunakan motof tenun tersebut untuk fashion masa kini”.

“Melalui inisiatif memproduksi seragam BCA bermotif kain tenun ikat ini, BCA ingin mendorong terciptanya kebtuhan yang sifatnya missal terhadap tenun ikat sehingga masyarakat penenun memiliki kesempatan mengembangkan dan menerima manfaat dari kebutuhan missal tersebut. Inisiatif ini diharapkan dapat menggugah pelaku ekonomi dalam negeri untuk memanfaatkan nilai dan warisan kekayaan makna dari tenun ikat tersebut untuk memperkuat indentitas Indonesia,” tambah Jahja.

Lianawaty Suwono, Direktur BCA menjelaskan bahwa “ Proses kreatif dimana ndesigner berdiskusi dengan pengrajin hingga final desain kurang lebih selama 6 bulan kemudian proses pengerjaan produksi tenunnya sendiri memakan waktu kurang lebih 6 bulan juga. Dari proses pengerjaaan seragam ini , BCA dan IKAT Indonesia memberdayakan lebih dari 500 pengrajin doi Desa Troso, Jepara. Total panjang kain tenun yang dibuat mencapai 45.000 meter. Seragam baru korporasi ini sendiri juga akan digunakan oleh sekitar 27.000 karyawan di seluruh Indonesia”.

Vera Eve Lim, Direktur BCA juha menambahkan “ Mel;alui inisiatif ini juga perseroan berkomitmen mendukung dan menumbuhkembangkan perekonomian local dengan membantu masyarakat local yang memiliki keahlian dan ketrampilan seperti masyarakat pengrajin tenun ikat. Model baru seragam BCA bermotif tenun ikat tersebut akan dikenakan karyawan BCA demi memperkuat identitas nasional BCA di lebih dari 1.200 kantor cabang BCA di seluruh Indonesia”.

Didiet Maulana menegaskan “ Pihaknya sangat mengapresiasi langkah BCA dalam memanfaatkan kekayaan tenun ikat Indonesia dan memproduksi secara missal seragam BCA bermotif tenun tersebut. Tenun ikat Indonesia memang sudah popular saat ini dalam khasanah fashion global dan memiliki daya tarik tersendiri karena filosofi dan keindahan yang terkandung dalam produk kreatif tersebut. Inisitif BCA tersebut merupakan langkahtepat dalam memperkuat daya tarik tenun ikat dalam tren fashion masa kini”.

Menurut A. Prasetyantoko, selaku Pengamat Ekonomi Industri Kreatif “ Ada sekian ribu orang yang terlibat dalam pembuatan kain tenun ikat inii, tentu saja akan memberikan efek yang langsung dalam kontek pemberdayaan. Dan ada sisi yang tidak langsung, itu menjadi sinyal bagi yang lain”.

Mas Didiet yang sudah lama berkecimpung di dunia kain tenun ikat juga menjelaskan seperti apa kain tenun ikat itu dibuat dan kenapa dimanakan kain ikat? Jawabannya simple, yaitu sebuah tehnik (beda dengan kain batik yang dilukis atau dicetak) pembuatan dengan proses pewarnaan yang dicelup dan di ikat.

Tak kenal maka tak sayang, makanya mas Didiet sejak 2011 sudah melihat potensi untuk dikenalkan kepada generasi muda tentang kekayaan Indonesia yang kita miliki agar bangga mengunakannya. Banyak motif yang dikenalkan, ini bukan hanya fashion anak muda saja tapi ternyata merambah ke dunia korparasi seperti BCA.

Mas Didiet berterima kasih kepada BCA karena dengan sabar menunggu, kalau di film AADC ada ratusan purnama, tapi ini lebih dari AADC. Waduh, lama juga ya. Gimana engga, proses awal pembicaraan sampai sekarang di lounching makan waktu dua tahun lho…

Apa ada sih prosesnya? Nah, ini yang kita mau tahu. Mulai awal pembicaraan ada berbagai macam perubahan mengenai desain, warna dan filosofi yang terkandung dalam motif yang dibuat. Apalagi pembuatannya juga menggunakan riset untuk memenuhi keinginan BCA. Ada visi yang harus tersampaikan dalam desain yang dibuat. Beberapa masukan dari BCA dicerna untuk memasukkannya dalam motif yang dibuat. Jadi korparasi BCA bukan hanya keren menggunakan seragam baru ini, tetapi ada suatu kebanggaan yang dapat ditonjolkan.

Kain tenun yang dibuat mas Didiet, akan memperlihatkan sebuah story. Untuk mencapai sebuah keindahan itu memang membutuhkan proses. Dalam motif tenun ada sesuatu yang hidup, ada seni dan ada proses pembuatannya, inilah yang membuat kain tenun berbeda dengan kain yang biasa. Project BCA ini pastinya akan menjadi satu titik puncak yang dapat menginspirasi korparasi yang lain untuk mendukung ekonomi kreatif secara real.

Bayangkan kalau semua penenun Indonesia dapat terangkat dengan mengenalkan fashion motif tenun ini ke semua kalangan di Indonesia, pastinya penenun Indonesia tidak pusing lagi untuk memasarkan karyanya ke orang-orang. Desainer Indonesia dapat menampung hasil tenun mereka untuk dijadikan sebuah fashion sudah sangat membantu mereka. Apalagi bisa masuk ke jaringan Internasional, bisa-bisa tingkat ekspor kita makin tinggi. Otomatis Ekonomi Kreatif di Indonesia mendapatkan dapat langsung yang memakmurkan masyarakat Indonesia.

Duh, kok jadi saya yang menggebu-gebu nih. langsung cek kain tenun koleksi saya yang sempat saya beli di penenun daerah yang pernah saya kunjungi. Oia, kalau beli kain tenun jangan nawar murah ya, kalian tahu proses buatnya seperti apa dan makan waktu berapa lama. Hargailah karya mereka, kalau budget keuangan kamu ga cukup, dengan memuji dan bantu memasarkan lebih baik buat mereka. Betul ga…?

Salam Cantik J

 

No Comments Yet.

What do you think?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *