Film Jembatan Pensil : Siapapun Boleh Bermimpi

by

Halo Petualang Cantik,

Pernah dengar nama Kabupaten Muna ? yup…itu salah satu nama kabupaten di Sulawesi Tenggara yang merupakan tempat pembuatan Film Jembatan Pensil yang baru saya lihat dan tonton kemarin hari Minggu (03/09/2017).

Film Jembatan Pensil ini menceritakan tentang sebuah persahabatan anak sekolah yang memiliki bermacam-macam keterbatasan dan latar belakang kehidupan. Perjuangan mereka untuk terus belajar sangat tinggi, namun keterbatasan yang dihadapi menjadi sebuah kendala yang harus dihadapi.

Jalan Cerita Jembatan Pensil

Dalam film ini berawal dengan kurangnya pengajar sehingga membuat atu-satunya guru yang ada mulai merasa perlu adanya pengganti dirinya yang sudah tua dan renta. Beruntung sekali dia memiliki anak yang bersekolah di Jakarta dan akan datang untuk menggantikan dirinya.

Dalam perjalanan pulang tersebut Aida ( Alisia Rininta )baru aja sampai di Muna, tas yang dia pegang terjatuh. Aida bertemu dengan Pamone (Ayahnya Odeng) dalam pertemuan itu Aida menjadi kenal dengan Gading (Kevin Julio) dan Ondeng (Didi Mulya).

Dari perjalanan pulang kerumah tersebut Ondeng tanpa sengaja mulai mengenalkan pada Aida persahabatan Odeng dengan keempat sahabatnya. Odeng yang setia menunggu teman-temannya datang menyebrangi jembatan yang mulai rapuh. Ondeng merasa perlu menjaga keselamatan teman-temannya pada saat menyebrangi jembatan rapuh  tersebut.

Perjalanan kesekolah Ondeng dan teman-temannya menempuh perjalanan yang sangat jauh.perjalanan ke sekolah yang ditempuh oleh anak-anak  sangat sulit, harus melewati sungai, gunung dan pesisir pantai. Belum lagi kondisi perekonomian masing-masing anak yang berbeda-beda. Membuat sekolah adalah hal yang tidak mudah bagi mereka.

Ondeng merasa terpukul ketika harus kehilangan ayahnya yang mendapat musibah saat melaut. Gading nelayan muda yang selalu bersama ayah Ondeng merasa senasib dengan Ondeng dan Gading pun berjanji untuk menjadi pengganti ayah Ondeng.

Ketika akhirnya jembatan itu rubuh pada saat teman-teman Ondeng menyebrang, tidak membuat semangat mereka pupus. Gading membantu mereka untuk menyebranginya dengan mengendong mereka satu persatu. Sementara Ondeng terus menvisualisasikan cita-cita untuk membangun jembatan buat teman-temannya. Ondeng selalu menabungkan uang jajannya demi merealisaikan cita-citanya tersebut.

Aida dengan bantuan Gading mengajak anak didiknya belajar dari alam. Anak-anak yang sudah terbiasa dekat dengan alam diwilayahnya sangat menikmati pengalaman belajar tersebut. Dalam cerita ini, Gading dikenal sebagai orang yang berpengetahuan tinggi sehingga dapat mengajarkan dan berbagi ilmunya kepada anak-anak didik di sekolah Tawoe.

Ketakutan dan pikiran Ondeng yang memiliki keterbelakangan mental ini selalu teringat ayahnya yang meninggal dilaut membuatnya lepas kendali sehingga dia berlari mengejar ayahnya kelaut tanpa memikirkan bahaya yang akan dia hadapi. Ondeng pun tenggelam tanpa bisa diselamatkan.

Semua orang mempunyai impian dan cita-cita, tidak terkecuali orang yang mempunyai keterbelakangan mental, bisu, buta, tuli dan lain-lain. Film Jembatan Pensil ini mengajarkan kepada kita untuk menghargai cita-cita dan impian semua orang, tidak peduli dengan perbedaan kulit, ras, agama, strata apapun itu.

 

Di Balik Pembuatan Film Jembatan Pensil

Sutradara (Hasto Broto) yang asli Palopo, Sulawesi Selatan ini mampu membuat penonton termehek-mehek menonton film ini. Pangalaman pribadinya waktu sekolah di Palopo membuatnya merasakan kondisi dalam film Jembatan Pensil ini. Begitupun dengan penulis skenarionya ( Exan Zen)yang asli dari pulau Madura. Pengalaman masa kecilnya ikut terlibat dalam pembuatan nakah tersebut.

Alam di Sulawesi Tenggara sangatlah indah, khususnya Kabupaten Muna. Diangkat agar orang dapat mengenalnya dengan mudah. Film ini juga menampilkan karakter masyarakat Sulawesi Tenggara khususnya di Kabupaten Muna dengan beberapa mata pencarian mereka sehari-hari sebagai penenun yang diwakili oleh Ibu Farida ( Meriam Bellina), sebagai nelayan yang diwakili oleh tokoh Gading (Kevin Julio) dan peternak Sapi yang diwakili oleh Arman (Agung Saga).

Melihat Alam yang berada Di Sulawesi Tenggara ini membuat saya ingin sekali pergi kesana. Buat teman-teman yang belum melihat film ini, nantikan tanggal mainnya di bioskop yang ada disekitaran kita. Tanggal 7 September 2017 Film Jembatan Pensil akan membuat kamu termehek-mehek dan terkagum-kagum. Hihihi….buruan atur jadwal kamu buat menonton sama adik, kakak, teman, saudara, tetangga dan semua orang yang ada disekitar kamu. Ga bakal nyesel deh.

Yang Terlibat Dalam Film Jembatan Pensil

Produksi : Grahandhika Visual

Produser Eksekutif : La Ode Haerun Ghowe

Produser : Tyas Abiyoga

Produser Pelaksana : Rahmat Suardi

Sutradara : Hasto Broto

Penulis Skenario : Exan Zen

Penata Kamera : Ilham Firdaus

Penata Artistik : Afriyas

Penata Kostum : Witha

Penata Rias : Ajeng

Penata Suara : Yogi Murti

Penata Musik : Anwar Fauzi

Penyunting Gambar : Ricardo Tinangon

No Comments Yet.

What do you think?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *