Halo Petualang Cantik,
Ngomongin masalah keluarga sebenarnya saya agak minder, masalahnya udah kepala tiga lebih belum mempunyai pasangan hidup. Karena ini pelajaran, maka saya maknai saja sebagai ilmu yang bermanfaat. Minggu lalu, tepatnya tanggal 15 Mei 2018, BKKBN mengadakan acara Meet Up BKKBN Bersama Komunitas Blogger. Acara tersebut diselenggarakan dengan model Wokshop sehingga pemaparan materinya sangat bermanfaat sekali.
Tema acara tersebut adalah “Membangun Keluarga Berkualitas Dengan Cinta Terencana”. Pemateri yang hadir adalah Ibu Eka Sulistya Ediningsih dari Advokasi Program KKBPK, Ibu Roslina Verauli, M. Psi., Seorang Psikolog dan Ibu Resty , Seorang Blogger. Masing-masing memberikan ilmunya kepada blogger yang hadir.
STUDY KASUS
Temanku tiba-tiba saja menikah. Tidak diketahui siapa pacarnya. Teman-teman lelakinya banyak yang datang kerumah untuk sekedar menjemput atau mengantarnya pulang. Semua temannya terlihat ganteng dan dari kalangan yang berkelas, bahkan ada juga kelihatan keturunan luar alias bule.
Kabar menikah yang tiba-tiba ini membuat saya dan teman lain bertanya-tanya, siapa sih calon yang berhasil memikat hati(sebut saja si menor)nya. Dari sekian banyak lelaki yang datang kerumahnya, pikir saya pasti orang terbaik.
Siapa sangka, ternyata laki-laki yang bersanding dengan si menor adalah anak dari asisten rumah tangganya, jauh dari kata “ganteng”. Pesta besar digelar, para undangan berdecak kagum dengan meriahnya pesta. Semua berfoto-foto dengan sang pengantin, termasuk saya dan teman-teman lainnya.
Setelah menikah si menor selalu jalan sendirian. Tidak ada yang antar maupun jemput. Kemana sang suami? Padahal si menor sedang hamil tua. Sampai dia melahirkan, sang suami masih belum terlihat. Beruntung, orangtuanya masih memperhatikan dan melayani segala kebutuhan si menor.
Ketika anaknya lahir, si menor merawatnya sendiri. Anaknya cantik, gemuk, dan terlihat putih kaya bule. Usut punya usut, ternyata pernikahannya itu hanya sandiwara. Rumah tangganya bukan cinta terencana.
Pada waktu itu memang lagi heboh-hebohnya perempuan muda yang menjadi orangtua tunggal untuk putra-putrinya. Sebut saja deretan nama seleb seperti Ayu Tingting dan Jesica Iskandar. Apakah ini menjadi fenomena yang sedang berkembang? Kalau iya, kasihan sekali anak-anak yang tidak kenal siapa bapaknya. Walaupun perempuan mampu membesarkannya sendiri tapi peran si bapak sangat diperlukan dalam tumbuh kembangnya.
Buat saya, pengalaman mereka menjadi acuan untuk tidak berbuat kesalahan yang fatal dalam menjalani hidup. Berumah tangga itu perlu rencana dengan cinta yang terencana.
“ Jatuh cinta mungkin saja tiba-tiba, tapi setelah itu harus menjadi cinta yang terencana. Karena kalau terencana, segalanya jadi lebih mudah….”
Pernyataan tersebut diatas adalah quote yang di berikan oleh Ibu Eka Sulistya Ediningsih
Untuk lebih jelasnya kita simak yuk pemaparan dari beberapa pemateri berikut ini.
Menjalani kehidupan berkeluarga adalah fase terbesar dalam hidup setiap orang, karena berkeluarga menyatukan dua individu yang berbeda. Akan ada peran dan tugas yang melekat pada masing-masing terkait dengan posisinya sebagai suami istri, ayah ibu (orangtua) dan menjamin terlaksananya fungsi keluarga agar memiliki ketahanan dan kesejahteraan sehingga terwujud keluarga yang berkualitas.
Pemerintah melalui BKKBN memiliki program yang di desain untuk memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan bagi setiap orang agar mampu menjalani kehidupan berkeluarga dengan baik. Program dimaksud tidak sekedar kursus pra nikah atau bimbingan pra nikah yang dilaksanakan sebelum seseorang menjalani pernikahan.
Kalau keluarganya kuat ini menjadi pondasi untuk bangsa yang juga akan kuat. Setidaknya kita bersama-sama untuk mengupayakan agar seluruh masyarakat menyadari bahwa upaya meningkatkan kualitas keluarga ini diatur dalam undang-undang no 52 tahun 2009. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pembinaan tumbuh kembang, menanamkan nila-nilai moral dan pembentukan kepribadian , serta karakter tiap individu dalam masyarakat.
Keluarga yang sehat jasmani dan rohani , sejahtera dan berkualitas dan didukung dengan lingkungan yang kondusif , merupakan fondasi untuk mewujudkan suatu bangsa yang maju, kuat dan tangguh sehingga tercipta ketahanan nasional dalam memwujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Keluarga dimulai dengan memperhatikan siklus hidup. Mulai dari balita kita harus memperhatikan tumbuh kembang anak, mulai dari gizi, penanaman nilai-nilai moral dan karakternya. Ketika remaja harus memahami kehidupan masa depannya dengan pendekatan komunikasi yang baik dari para orangtuanya. Remaja dengan kekuatan ketahanan dan berakhlak mulia sehingga remaja dapat menikah pada usia yang ideal yaitu untuk perempuan adalah diatas 20 tahun dan laki-laki diatas 25 tahun.
Diharapkan remaja dapat belajar hingga tuntas. Agar bekal pemahamannya lebih banyak dan dapat bekerja sesuai dengan bekal yang dimiliki sehingga dapat membina rumah tangganya dengan baik dan bahagia. Wanita yang menikah di usia ideal dapat mengadung dan melahirkan diatas 20 tahun dan berhenti di usia 30 tahun. Remaja yang matang dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam konteks remaja yang baik dapat berprilaku hidup sehat yaitu dengan tidak melakukan pernikahan dini, tidak melakukan sex bebas dan tidak melakukan penyalahgunaan narkoba. Nah, teman-teman pasti dapat memahami apa yang disampaikan oleh Ibu Eka ya. Tapi masih ada lho materi berikutnya dan psikolog, Ibu Aulia dan Ibu Resti.
Karena Ibu Aulia masih dalam perjalanan, pemateri selanjutnya membahas mengenai penulisan blog. Ibu Resti sudah memiliki pengalaman menulis sejak masih di bangku kuliah. Gaya penulisan Ibu Resti memberikan penjelasan dengan lugas. Seperti diketahui bahwa yang hadir adalah para blogger semua, baik yang baru atau yang sudah senior.
Dalam materi yang diberikan Ibu Resti, juga membagikan ilmunya tentang alur penulisan dan benang merah dari tulisan tersebut. Memasukkan unsur gambar dan vidio juga perlu dalam tulisan kita lho. Setelah selesai ditulis, atau posting, jangan lupa untuk mempromosikannya ke media social yang kita miliki. Agar, tulisan kita diketahui dan dibaca oleh banyak orang. Semakin banyak kita share tulisan blog kita, semakin banyak juga orang yang mengenal blog kita.
Kemudian Ibu Resti juga menjelaskan bagaimana seorang blogger yang beretika. Seperti biasanya, seorang blogger pastinya sering mendapatkan undangan pada suatu event. Nah, biasakan untuk konfirmasi kehadiran atau pembatalan. Datang tepat waktu, melakukan kewajiban blogger sesuai arahan. Menulislah sesuai fakta dan pengalaman yang membangun. Menulis sesuai deadline yang ditentukan. Dan jangan lupa, untuk menjaga nama sendiri maupuan komunitas.
Nah, dari pemaparan dari Ibu Resti, pastinya sebagai blogger kita setuju semua ya. Dikarena Ibu Aulia sudah datang, acara berikutnya langsung dilanjutkan. Pemaparan dari Ibu Aulia bikin semua peserta terkesan sekali. Masalah keluarga memang sangat luar biasa.
Ibu Aulia mengenalkan beberapa contoh keluarga yang sering kita temui di dalam televisi. Ada keluarga The Shimpson Family, The Incredibles Family, Keluarga Cemara dan Keluarga Si Doel. Dari semua keluarga kira-kira keluarga mana yang paling bahagia. Hehe, dari penjelasan Ibu Aulia adalah Keluarga Si Doel , karena semua melibatkan banyak keluarga yang saling berkomunikasi. Dan yang kedua adalah keluarga cemara, meskipun dalam kehidupan serba kekurangan, tapi keluarga ini mampu bertahan sesuai dengan kesederhanaannya.
Dalam penjelasannya Ibu Aulia mengajak para blogger untuk bermain game. Caranya mudah sekali, hanya menjawab pertanyaan seputaran rumah tangga. Game ini akan menunjukkan kesiapan kita dalam berumahtangga. Gamenya seru, siapa yang cepat menjawab dialah yang jadi pemenangnya. Mba Amanda selalu nomor 1 yang berhasil menjawab semua pertanyaan, sehingga dialah yang memenangkan game ini.
Pembahasan semakin menarik dengan contoh-contoh yang diberikan psikolog terkenal ini. Saya jadi paham bagaimana sebuah keluarga yang harus dibina. Keluarga yang bahagia itu yang diawali dengan sebuah pernikahan. Jadi jangan harap tanpa menikah bisa bahagia.
Keluarga adalah kumpulan individu dan kelompok sosial paling dasar. Itu sebab segala macam ketrampilan emosionaldan sosial paling dasar dalam keluarga. Nah, dari sini saya jadi pengen cepat-cepat menikah deh…hehehe. Bagaimana dengan kalian? Setuju ya.
Duh, semoga saya lekas mendapatkan pasangan hidup. Terima kasih buat acara yang bagus dari BKKBN. Semoga kita semua mendapat pencerah dan mulai mendapatkan cinta yang terencana, agar mendapatkan keluarga yang bahagia. Amiiin…
Newsteen
April 22, 2020terima kasih atas peta keluarganya