Halo Sobat Petualang Cantik,
Apa sih yang terbersit dibenak kalian ketika mendengar kata Disabilitas? Apa reaksi kalian ketika bertemu dengan mereka? Dan apakah kalian tahu Disabilitas itu apa?
Difabel atau disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Gangguan, sebuah masalah pada fungsi tubuh dan strukturnya. Suatu pembatasan kegiatan yaitu kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan. Jadi disabilitas adalah sebuah fenomena kompleks yang mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh seseorang dan ciri dari masyarakat tempat dia tinggal.
Difabel, disabilitas atau keterbatasan diri dapat bersifat fisik, kognitif, mental, sensorik, emosional, perkembangan atau beberapa kombinasi dari ini semua. Istilah difabel dan disabilitas sendiri memiliki makna yang agak berlainan. Difabel (different ability- kemampuan berbeda)di definisikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan dalam menjalankan aktifitas berbeda bila dibandingkan dengan orang-orang kebanyakan, serta belum tentu diartikan sebagai “cacat” atau disabled.
Sementara disabilitas (disability) didefinisikan sebagai seseorang yang belum mampu berakomodasi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga menyebabkan disibilitas.
Pada kesempatan lalu (28/11) Kemenkes RI mengumpulkan teman-teman penyandang difabilitas dengan berbagai latar belakang, tenaga kesehatan di wilayah DKI Jakarta, wakil-wakil organisasi sosial penyandang difabilitas, organisasi penyandang difabilitas, wakil-wakil organisasi profesi, blogger, media dan lain-lain untuk mengikuti kegiatan workshop dengan “Indonesia Inklusi SDM Unggul”. Kegiatan ini salah satu rangkaian acara dalam merayakan Hari Disabilitas Internasional 2019.
Kegiatan lainnya selain workshop ini adalah media gathering, car free day, kegiatan deteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular, pameran dan bazar hasil kerajinan disabilitas, hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki daya dan kemampuan menghasilkan sesuatu untuk menunjang kemandiriannya. Acara ini dibuka Dirjen Kemenkes RI sebagai bentuk kepedulian dan komitmen untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pak Dirjen mengatakan bahwa “Disabilitas pada dasarnya adalah sebuah keadaan dalam sebuah tatanan kebersamaan masih memerlukan perhatian dan bantuan dari orang lain termasuk didalamnya penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung produktifitas seseorang yang mengalaminya”.
Lebih dari 1 milyar orang di dunia dunia ini yang mengalami Disabilitas. Dari angka tersebut sebenarnya ada beberapa yang bisa di cegah dengan cara-cara yang lebih komprehensif baik di tingkat individu, tingkat keluarga, tingkat komunitas maupun dalam konteks tanggung jawab Negara.
Inilah yang menjadi catatan penting buat kita semua seperti yang diharapkan oleh bapak Presiden Ir. Joko Widodo yaitu mewujudkan SDM yang unggul untuk Indonesia maju di tahun 2024.
Hasil riset kesehatan dasar tahun 2018 menunjukan bahwa prevalensi disabilitas pada penduduk Indonesia yang sudah diketahui pada usia 5-17 tahun adalah 3,3% dan pada usia 18-59 tahun mencapai 22%.
Usia harapan hidup masyarakat Indonesia secara umum meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2018 usia harapan hidup kita rata-rata mencapai 71 tahun. Namun pada bagian lain angka sehat kita dalam kerangka produktifitas meningkat menjadi 82 tahun. itu tandanya bahwa pada saat usia kita 63 tahun sebagian diantara kita sudah tidak produktif lagi atau bahasa secara umum itulah sebagian dari disabilitas.
Ini perlu menjadi perhatian kita semuanya bukan hanya dalam kontek penyembuhan, bukan hanya dalam konteks lebih mengfungsionalkan lagi segala pontensi yang kita miliki tetapi bagaimana kemudian kita bisa melakukan upaya-upaya, pencegahan dan meningkatkan status kesehatan masyarakat sejak awal kehidupan kita.
Kita semua memang perlu bekerjasama, esensinya memang tidak ada sebuah persoalan yang dapat dipecahkan sendiri oleh institusi manapun atau oleh seseorang yang dengan kemampuan sesuper apapun. Bentuk kolaborasi kerjasama yang harus kita lakukan adalah dengan menempatkan masyarakat sebagai inti dari semua persoalan yang dihadapi.
Kata kuncinya adalah bagaimana menumbuhkan, menyadarkan , memberdayakan masayarakat agar semuanya memahami hal-hal yang harus ditemukenali, hal-hal yang harus dilakukan, hal-hal yang harus dikerjakan untuk melakukan upaya-upaya pencegahan, menanggulangan termasuk pemberdayaan yang ada di lingkungan terkecil dari masyarakat.
Inilah sebabnya program rehabilitasi berbasis masyarakat menjadi satu hal yang sangat penting di dalam kerangka Hari Disabilitas Tahun 2019. Program rehabilitasi berbasis masyarakat bukan hanya didalam kontek rehabilitasi dalam pengertian menyembuhkan , mengembalikan fungsinya tetapi rehabilitasi termasuk didalamnya konsep fikir bagaimana kita melakukan upaya pencegahan , bagaimana kita meminimalisir akibat yang terjadi dari sebuah kegiatan atau tindakan.
Ditengah tranformasi yang terjadi sangat penting sekali baik dalam kontek sosial, kulkural, trustfortasi, epidekolomogi, demografi dll. Yang saling berkaitan satu dengan yang lain kita harus tetap mempunyai rasa sekaligus tanggungjawab bahwa masyarakat adalah subjek bukan objek.
Orang-orang yang mengalami disabilitas sesungguhnya adalah subjek pembangunan yang harus kita kedepankan. Disabilitas bukan hanya sekedar untuk dibicarakan tetapi disabilitas harus diberi kesempatan dan peluang yang sama. Tanggung jawab kita dalam menyediakan pelayanan fasilitas publik yang lebih banyak lagi.
Rehabilitasi Medik didefinisikan sebagai upaya mengurangi dampak kondisi disabilitas dan memungkinkan penyadang disabilitas untuk mencapai fungsi dan integrasi sosial yang optimal.
Nah, buat kalian semua, ketika ada fasilitas bagi disabilitas tentunya kita harus memberikan ruang untuk mereka menggunakan fasilitas tersebut. Jangan sampai kita yang tidak berkepentingan ikut pula dalam menggunakannya. Teman-teman, keluarga dan kerabat dekat harus kita beritahukan agar mereka ikut juga dalam menjalani program-program pemerintah terhadap disabilitasi.
Suatu saat ketika kita sudah menua dan tidak berdaya, kita semua juga akan merasakan fasilitas umum yang disediakan khusus untuk disabilitasi tersebut, jadi tinggal menunggu waktunya saja untuk menua bersama kalian. Ayolah…, senyum aja dulu J .
Salam
Lita Chan Lai
What do you think?