Halo Petualang Cantik,
Pernah dengar yang namanya Tuberkolosis atau yang biasa disebut TB? Kalau kalian tahu, pastinya ngeri sekali ya. apalagi yang terkena adalah anak-anak. Saya jadi teringat sama sepuluh (10) ponakan saya yang ganteng dan cantik. Ga kebayang kalau mereka yang mengidap TB. Emang sih TB bisa disembuhkan, tapi kasihan kan kalau anak-anak yang terkena. Dia harus melakukan pengobatan yang rutin. Setiap hari harus konsumsi obat agar sembuh dan obat itu tidak boleh terhenti. Kalau terhenti harus mengulang dari awal lagi. Hadeh, orang dewasa aja kalau minum obat pasti bosan, apalagi anak-anak.
Minggu lalu saya mengikuti workshop kesehatan tentang TB Laten pada anak. Hadir sebagai pemateri yaitu dr. Wahyuni Indawati SpA(K), Ahli Respirologi Anak dari ikatan Dokter Anak Indonesia dan Dr Arya Wibitomo dari Sanofi Indonesia. Workshop ini diselenggarakan dalam rangka Hari TB Sedunia yang jatuh pada tanggal 24 Maret setiap tahunnya.
Menurut dr. Wahyuni, TB disebabkan dari penyakit infeksi dari kuman Mikrobakterium tuberkolosis. Kuman tersebut sering dinamakan Basil Tahan Asam / BTA (pemerikasaan mikroskopis). Ini adalah sejenis penyakit menular. Terutama mengenai paru, namun dapat menyebar ke berbagai organ tubuh.
Anak dapat tertular TB yang di idap oleh orang dewasa. Tetapi anak yang mengidap penyakit TB tidak dapat menularkan penyakitnya ke orang dewasa mau anak-anak. Sehingga tidak perlu khawatir jika anak mengidap penyakit TB akan menularkan penyakitnya.
Untuk mengetahui apakah anak terindikasi kena penyakit TB adalah ketahui gejala khasnya :
- Batuk lebih dari 2 minggu yang tidak membaik dengan pemberian antibiotika atau tata laksana asma(sesuai indikasi)
- Demam (suhu lebih dari 38 derajat elius) selama lebih dari 2 minggu tanpa penyebab yang jelas
- Berat badan turun atau menetap dalam 2 bulan terakhir yang tidak membaik dengan pemberian nutrisi yang adekuat.
- Lesu dan tidak seaktif biasanya.
Nah, TB pada anak ini dapat disembuhkan apabila mengikuti anjuran dokter, yaitu konsumsi obat setiap hari pada saat bangun tidur dan kondisi perut kosong. Lama pemberian obat adalah 6 bulan ( 1 bulan = 28 hari pengobatan). Dosis obat disesuaikan dengan kenaikan BB setiap bulannya. TB dapat sembuh apabila ibu dan anak sabar menjalani pengobatannya, patudh dan teratur dalam meminum obatnya.
Bagi ibu-ibu yang sudah mengetahui anaknya terindikasi TB segera periksakan ke dokter, ga usah malu atau sungkan. Karena pengobatan lebih baik agar anak epat sembuh dari penyakitnya.
Berikut ini adalah fakta tentang Tuberkulosis (TB ) pada anak Indonesia :
Tentang TB pada Anak
- TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebar melalui udara.
- Anak dapat tertular TB dari kontak dengan pasien TB dewasa
- Cara penularan TB terhadap anak yang paling sering adalah melalui saluran pernafasan, Ketika pasien TB dewasa batuk, bersin, atau bicara akan menghembuskan bakteri TB ke udara di sekitarnya. Bila bakteri ini terhirup oleh anak, maka anak dapat terinfeksi. Namun, tidak setiap anak yang menghirup bakteri pasti akan tertular, tergantung dari daya tahan tubuh anak tersebut.
- TB terutama memyerang paru, namun 20% sampai 30% TB pada anak TB menyerang organ lain seperti kelenjar getah bening, usus, dan tulang.
- Tingkat penularan pasien TB dengan BTA (Bakteri Tahan Asam) positif adalah 65%, sementara pasien TB BTA negatif dengan hasil kultur sedangkan pasien TB dengan hasil kultur negatif positif adalah 2 dan foto toraks positif adalah 17%
- Pada tahun 2016, total insiden TB pada anak dalam kelompok usia 1 tahun sebanyak 1.507 insiden atau 9,04% dari total insiden tuberkulosis pada semua usia yang berjumlah 351.893 insiden.
- Persentase insiden TB pada anak dari tahun 2011 2016 mengalami dinamika: tahun 2011 sebesar 8,66%, ada tahun 2012 engalami penurunan 8.21%, pada tahun 2013 terjadi kembali 7,92%, pada tahun 2014 kembali penurunan menjadi mengalami kenaikan ke angka 7,10%, dan pada 2015 menjadi 8,59%.
TB Laten dan Penyakit TB
- Anak yang terinfeksi bakteri TB dapat menyebabkan dua kondisi. yaitu TB Laten dan Penyakit TB
- TB Laten
- Anak dengan TB Laten terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis tetapi tidak terkena Penyakit TB, yaitu suatu kondisi di mana bakteri tersebut berada di tubuh anak, namun tidak aktif menyerang sistem kekebalan tubuh anak, serta tidak berkembang biak.
- Anak dengan TB Laten tidak merasakan sakit dan tidak menunjukkan gejala apapun.
- Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah anak terkena TB Laten atau tidak adalah dengan melakukan pemeriksaan darah atau tes kulit (skin test) TB
- Sebanyak 5% hingga 10% anak dengan TB Laten memiliki risiko untuk mengidap penyakit TB jika tidak diketahui sejak dini dan tanpa penanganan yang tepat.
- Anak dengan TB Laten tidak menularkan TB kepada kepada orang dewasa atau anak lain.
- Penyakit TB
- Anak dengan Penyakit TB terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis dan bakteri tersebut aktif menyerang sistem kekebalan tubuh anak, serta berkembang biak.
- Anak dengan Penyakit TB menunjukkan gejala-gejala tertentu yang meskipun bersifat tidak khas namun tetap perlu diperhatikan
- Anak yang dengan Penyakit TB tidak selalu menularkan pada orang di sekitarnya, kecuali anak tersebut menderita TB BTA (Bakteri Tahan Asam) positif atau TB tipe dewasa, yaitu TB pada anak dengan gambaran menyerupai TB pada dewasa dan ditemukan BTA pada pemeriksaan dahak.
Gejala TB pada Anak
- Gejala TB pada anak sering kali bersifat umum (tidak khas) dan terkadang mirip dengan gejala penyakit lain, sehingga menyulitkan diagnosa awal dan berdampak pada kesalahan penanganan, namun orang tua diharapkan tetap waspada dengan beberapa gejala umum sebagai berikut :
- Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik secara signifikan dalam 1 bulan setelah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik.
- Demam lama (lebih dari 2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas. Suhu tubuh demam umumnya tidak tinggi.
- Batuk lama (lebih dari 3 minggu), batuk tidak pernah reda atau intensitas semakin lama semakin parah)
- Nafsu makan tidak ada atau berkurang o Lesu. Anak kurang aktif bermain. o Diare terus-menerus (lebih dari 2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatan dasar diare
Pencegahan TB pada anak
- Pemberian vaksinasi BCG (Bacille Calmette-Guérin),
- Berikan makanan yang bergizi dan seimbang pada anak Menjaga lingkungan rumah bersih, tidak lembab, dan cukup sinar matahari
- TB dapat dengan mudah menular melalui udara, maka jauhi anak dari kontak dengan pasien TB dewasa.
Pengobatan TB pada Anak
- Pengobatan TB pada anak terdiri dari terapi (pengobatan) dan profilaksis (pengobatan pencegahan). Terapi TB diberikan kepada anak yang sakit TB, sedangkan profilaksis TB diberikan kepada anak yang kontak erat dengan pasien TB menular (profilaksis primer) atau anak yang terinfeksi TB tanpa sakit TB (profilaksis sekunder).
- Berikut adalah 3 hal penting dalam tata laksana TB pada anak:5
- Pengobatan dengan kombinasi 3-4 jenis obat TB.
- Pengobatan TB membutuhkan waktu 6-12 bulan, tergantung dari tingkat infeksi bakteri TB.
- Kunci keberhasilan pengobatan TB adalah kepatuhan dan keteraturan dalam meminum obat.
Kondisi dan Kendala Diagnosa TB pada Anak
- Gejala TB pada anak yang bersifat umum (tidak khas) menyulitkan diagnosa oleh karena itu orang tua harus segera melakukan konsultasi ke dokter
- Kendala utama diagnosa kasus TB anak di Indonesia adalah kurangnya alat diagnosa yang ramah anak” dan sistem pencatatan dan pelaporan kasus TB anak yang tidak memadai.
- Diperkirakan banyak anak menderita TB yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan benar yang menyebabkan peningkatan dampak negatif pada morbiditas dan mortalitas anak
Sudah saatnya kita menjaga anak-anak jauh dari penyakit TB Laten dengan melakukan vaksinasi BCG , makan makanan bergizi seimbang, hindari kontak lansung dengan orang TB dewasa, menjaga kebersihan rumah, pastikan rumah tidak lembab, dan ventilasi rumah cukup sinar matahari. Insya Allah anak-anak terhindar dari TB Laten.
Amallia Sarah
April 22, 2018Agak seram ya mba TB ini… Semoga tahun ini penderita TB anak di Indonesia berkurang
MGINANOSPEC
Mei 15, 2018Saya juga waktu bayi kena TB, hiks