Halo Sobat Petualang Cantik,
Senin pagi, 14 Juli 2025, saya berkesempatan menghadiri konferensi pers bertajuk “Muliakan Anak Yatim” yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa di Sasana Budaya Rumah Kita, Philanthropy Building, Jakarta. Suasananya hangat dan penuh semangat. Para narasumber yang hadir bukan hanya datang membawa data dan fakta, tapi juga energi kepedulian yang nyata terhadap masa depan anak-anak yatim di Indonesia.
Anak Yatim Adalah Amanah yang Harus Dijaga Bersama
Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Ahmad Juwaini, membuka konferensi dengan pernyataan yang menggugah hati. Beliau menyampaikan bahwa menurut data Kementerian Sosial tahun 2022, ada sekitar 4 juta anak yatim di Indonesia. Angka ini bukan sekadar statistik. Ini adalah cerminan dari betapa rentannya masa depan generasi bangsa jika tidak ada perhatian dan perlakuan yang layak.
“Kita semua harus punya perhatian untuk anak-anak yatim. Kalau tidak ada treatment yang cukup, mereka akan menjadi generasi yang mengalami kesulitan di hidupnya,” tegas Pak Ahmad.
Beliau juga menekankan bahwa amanah yang diberikan oleh para donatur sangat dijaga dengan sungguh-sungguh oleh Dompet Dhuafa. Karena itulah, setiap program yang digulirkan tidak hanya berorientasi pada pemberian sesaat, tapi pada dampak jangka panjang yang bisa memberdayakan.
Kasih Sayang dan Lingkungan Positif Adalah Kunci Tumbuh Kembang Yatim
Nama Kak Seto tentu sudah sangat dikenal masyarakat sebagai psikolog anak yang konsisten memperjuangkan hak-hak anak di Indonesia. Dalam konferensi ini, beliau hadir dengan pesan yang sangat menyentuh.
“Anak yatim perlu cinta, apresiasi, dan lingkungan yang kondusif untuk berkembang. Stigma negatif harus dihilangkan, dan mereka harus didorong membangun kepercayaan diri,” ujar Kak Seto dengan penuh ketulusan.
Pernyataan Kak Seto ini mengingatkan kita bahwa program untuk anak yatim tidak cukup hanya berupa materi. Mereka butuh dukungan emosional, pelukan hangat, dan perasaan bahwa mereka juga dicintai dan diinginkan di dunia ini.
Target 10.000 Anak, Mari Jadi Bagian dari Perubahan
Etika Setiawanti, Direktur Mobilisasi Dompet Dhuafa, menjelaskan bahwa kampanye ini menargetkan menyentuh 10.000 anak yatim dan dhuafa di seluruh Indonesia. Tidak hanya sekadar menyantuni, tetapi juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif melalui donasi, zakat, infak, dan kolaborasi.
“Lonjakan jumlah anak yatim akibat pandemi menjadi peringatan bahwa kita perlu hadir untuk mereka. Lewat kolaborasi, kita bisa melakukan lebih banyak,” jelas Etika.
Kampanye ini bukan hanya program rutin tahunan, tapi bagian dari peringatan Milad ke-32 Dompet Dhuafa, dan akan berlangsung dari akhir Juni hingga September 2025. Momen ini sekaligus menjadi pengingat bahwa tiga dekade lebih lembaga ini telah berjuang bersama masyarakat untuk menciptakan perubahan sosial yang signifikan.
Dukungan dari Gramedia, Membuka Akses Ilmu
Salah satu bentuk kolaborasi inspiratif dalam kampanye ini datang dari Gramedia. Elizabeth Driemirda, GM Gramedia Regional D, menyampaikan bahwa Gramedia mendukung kampanye ini dengan menyediakan akses buku dan paket belajar, serta menggalakkan kampanye donasi melalui kasir di seluruh toko Gramedia.
“Hingga akhir Juli 2025, tercatat 9.500 peserta telah bergabung untuk menyumbangkan paket belajar dan wakaf Al-Qur’an,” ungkap Elizabeth.
Langkah ini menunjukkan bahwa perusahaan ritel pun bisa menjadi mitra aktif dalam gerakan sosial. Bayangkan saja, saat kita membeli buku atau alat tulis, kita bisa sekaligus memberi harapan baru untuk masa depan anak yatim.
Kolaborasi Sejak Ramadan
Ahmad Faqih, GM Penghimpunan ZIS Dompet Dhuafa, menyampaikan bahwa kolaborasi dengan Gramedia sebenarnya sudah dimulai sejak bulan Ramadan lalu, lewat program donasi Mushaf Al-Qur’an. Di momen Iduladha, program ini dilanjutkan lewat sedekah daging yang juga bisa dilakukan melalui kasir Gramedia.
Inisiatif ini mempermudah masyarakat untuk berdonasi. Cukup lewat kasir, tanpa ribet, kita bisa ikut serta dalam gerakan sosial yang berdampak besar.
Testimoni yang Menguatkan Harapan
Dua anak yatim penerima beasiswa Dompet Dhuafa, Arwan dan Farizki, tampil di atas panggung untuk menyampaikan testimoni. Suasana menjadi haru ketika Arwan dengan suara bergetar berkata:
“Kami anak-anak yatim sangat berterima kasih atas dukungan Dompet Dhuafa…”
Lalu Farizki melanjutkan:
“Berkat bantuan beasiswa ekselensia … saya bisa mendapatkan kemudahan dalam menggapai cita‑citanya.”
Kisah mereka membuktikan bahwa bantuan yang tepat bisa mengubah kehidupan seseorang. Mereka tidak hanya menerima bantuan, tapi juga dorongan untuk menjadi lebih percaya diri dan semangat meraih masa depan.
Program Unggulan, Menyentuh Berbagai Aspek Kehidupan
Dompet Dhuafa meluncurkan berbagai program unggulan dalam kampanye ini, antara lain:
- Kado Yatim Nusantara
- Yatimpreneur
- Edutrip
- Program Edukasi Yatim
Semua program ini dirancang dengan pendekatan holistik: tidak hanya fokus pada bantuan finansial, tapi juga pendidikan, psikologis, dan sosial. Inilah bentuk kepedulian yang sesungguhnya: menyentuh hati, membuka pikiran, dan memperluas masa depan anak-anak yatim.
Mari Menjadi Bagian dari Gerakan Ini
Dengan target menyentuh 10.000 anak yatim dan dhuafa, Dompet Dhuafa ingin mengajak kita semua, individu, komunitas, lembaga, dan korporasi untuk tidak tinggal diam. Masih banyak yang bisa kita lakukan:
- Menyebarkan informasi
- Berdonasi secara rutin
- Mengajak teman-teman untuk ikut serta
- Menjadi relawan dalam kegiatan sosial
Karena sejatinya, anak-anak yatim adalah bagian dari kita. Mereka bukan beban, tetapi potensi luar biasa yang menunggu untuk disinari oleh kasih sayang dan perhatian.
Masa Depan Mereka Ada di Tangan Kita
Konferensi pers “Muliakan Anak Yatim” bukan hanya seremonial. Ini adalah panggilan nurani bagi kita semua. Data yang menunjukkan adanya 4 juta anak yatim bukan untuk membuat kita takut, tapi menyadarkan kita tentang tanggung jawab bersama.
Dengan bergandengan tangan, Dompet Dhuafa, Gramedia, donatur, dan seluruh masyarakat, kita bisa menjadikan Indonesia tempat yang ramah dan penuh harapan untuk setiap anak yatim. Mari muliakan mereka, maka kita sedang muliakan masa depan bangsa.
Salam Cantik,
Lita Chan Lai
What do you think?