Halo Sobat Petualang Cantik,
Apakah kalian siap menjadi calon ibu? Kalau saya yang ditanya tentu saja harus siap. Apalagi untuk seumuran saya tentunya sudah pantas sekali dengan melihat beberapa adik-adikku yang sudah menikah lebih dulu. Masalah siap atau tidaknya, nah… disini saya perlu sekali mempersiapkan diri meskipun sudah sering merawat adik kecil maupun ponakan.
Eitsss…, jangan asal siap saja lho! Menjadi seorang ibu tentunya diperlukan kesiapan mental dan kesehatan yang prima. Agar dapat melahirkan anak yang tumbuh sehat, cerdas dan ceria. Bukankah itu impian semua para orang tua.
Apa saja yang kalian lakukan untuk mempersiapkan diri menjadi calon ibu?
Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 30/06/2020, saya mengikuti Webinar tentang mempersiapkan diri menjadi ibu/orang tua untuk anak-anak yang sehat dan ceria dengan pengetahuan gizi keluarga. Tema ini membantu sekali untuk saya mempersiapkan diri menjadi seorang ibu bagi anak-anakku kelak. Saya pun akan membagikan pengetahuan ini buat kalian semua.
Narasumber yang hadir yaitu :
- Dokter anak Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika, Sp.A, MARS
- Tria Astika Endah permatasari, SKM, M.Kes PP Aisyiyah
- Psikolog Anak & Remaja – Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi.,
- Presenter/ Parenting Influencer Ratu Anandita
- Moderator : Maman Suherman
Baiklah, perlu kalian ketahui bahwa menjadi orang tua tidak semudah yang dibayangkan, karena tidak ada pendidikan formal untuk dapat melakukan pekerjaan mulia ini dengan sempurna.
Karena persiapan menjadi orang tua tidak dilakukan saat sang anak lahir, ataupun saat hamil. Namun, jauh sebelum itu, bahkan sebelum menikah, persiapan untuk menjadi orang tua harus sudah mulai dilakukan.
Selain kesiapan mental, kesehatan calon ibu juga menentukan. Calon ibu harus mendapat asupan gizi yang cukup dan menghindari makanan tinggi kandungan gula yang dapat meningkatkan kadar glukosa dan insulin.
Makanan dengan kandungan gula tinggi seperti sirop, minuman instan berperisa dan kental manis berpotensi menyebabkan diabetes, yang berdampak buruk pada perkembangan janin, proses kelahiran, bahkan dapat menyebabkan anak terkena stunting bila ikut mengkonsumsi sejak usia dini.
Sebagaimana kita tahu, masa depan anak ditentukan oleh masa 1.000 hari pertama kelahiran yang dihitung sejak awal masa kehamilan (270 hari) hingga anak berusia 2 tahun (730 hari). Pada masa ini, orang tua perlu memberikan stimulasi yang baik untuk anak agar anak dapat bertumbuh kembang dengan baik.
Sayangnya, masih banyak masyarakat usia produktif, pasangan muda dan calon orang tua yang baru mempersiapkan diri pada saat sang buah hati terlahir. Orang tua tidak memiliki pengetahuan dasar mengenai kebutuhan gizi anak serta asupan gizi untuk ibu saat hamil dan menyusui.
Belum lagi gaya hidup serba instan, arus informasi melalui media sosial yang tidak terkendali serta iklan-klan dan promosi produk makanan dan minuman untuk anak di televisi tanpa menyajikan informasi penggunaan produk dengan lengkap.
Terbatasnya pengetahuan tentang pentingnya persiapan gizi saat hamil menjadi tantangan dalam program pengentasan stunting di Indonesia. Padahal, 1.000 hari pertama kehidupan merupakan fase penting dalam perkembangan otak dan tubuh anak dan mencegah anak stunting/ gizi buruk ataupun malnutrisi.
Survei terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan masalah gizi dan tumbuh kembang anak masih menjadi hambatan besar bagi pemerintah Indonesia untuk mendongkrak kualitas sumber daya manusia. Sayangnya, prevalensi stunting Indonesia hingga akhir 2019 kemarin masih berada di angka 27,7%.
Walau angka tersebut turun sekitar tiga persen dibanding tahun sebelumnya, tapi jumlah tersebut tetap tinggi karena WHO menetapkan batas atasnya 20%. Meningkatkan status gizi calon ibu dan anak adalah langkah efektif untuk mencegah stunting.
Dokter anak Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika, Sp.A, MARS mengingatkan “ Susu Kental Manis bukan susu untuk anak karena tidak mengandung susu. Anak yang minum SKM, gemuk tapi tidak sehat”.
Dr. Tria Astika Endah permatasari, SKM, M.Kes PP Aisyiyah mengatakan bahwa “Ibu dan bapak adalah kunci pola asuh anak, asupannya perlu diperhatikan untuk ibu dan anak”.
Psikolog Anak & Remaja – Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., mengingatkan “ Banyak ibu yang setelah melahirkan hanya mengurus anaknya saja, tetapi dia lupa untuk mengurus dirinya sendiri. Padahal antara ibu dan anak sangat berkaitan baik gizi dan psikolognya ”.
Presenter/ Parenting Influencer Ratu Anandita, memiliki pengalaman melahirkan disaat pandemic. Sebagai ibu yang akan melahirkan disaat pandemic , Ratu Anandita mencoba untuk tidak stress menghadapinya. Agar ketika melahirkan dan akan menyusui air susu dapat mengalir lancar untuk anak. Suamipun mendampingi terus.
Edukasi untuk para calon ibu /orang tua sangat penting untuk mempersiapkan ibu melahirkan calon generasi emas 2045 yang sehat dan berkualitas. Demikian ulasan saya dalam artikel ini, semoga bermanfaat buat para calon ibu dan orang tua.
Salam
Lita Chan Lai
What do you think?