Buku Narasi Mematikan Mengungkap Kisah Tersembunyi

by

Halo Sobat Petualang Cantik,

Kalian masih ingat kejadian terror bom yang terjadi di Indonesia? Seperti Bom Bali pada 12 Oktober 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang, Bom JW Marriot dan Ritz 17 Juli 2009, lalu Bom Sarinah bunuh diri 14 Januari 2016 dan terror bom lainnya yang sangat mengerikan kalau kita di ingat lagi. 

Semua yang mereka lakukan hanya demi mencari sebuah tujuan akherat yang selalu dinarasikan untuk masuk surga. Lalu bagaimana dengan nasib keluarga mereka yang berani mati tersebut? Ternyata sebuah organisasi telah menjanjikan jaminan para keluarga yang berani mati menjalankan misi mereka. 

Pantas saja mereka berani mati dengan narasi surga yang dijanjikan dan jaminan kehidupan bagi keluarga yang mereka tinggalkan. Ternyata ada sokongan dana dari tim organisasi terlarang ini yang datangnya dari berbagai Negara di dunia, termasuk Negara Suriah. 

Organisasi yang bisa dikatakan kelompok-kelompok teroris ini intens melakukan pencarian dana. Dalam Buku “ Narasi Mematikan” diceritakan bagaimana mereka menggalang dana yang hasilnya cukup lumayan besar. Kelompok-kelompok ini memperoleh pendanaan lewat jalur-jalur formal seperti mendirikan LSM, Yayasan, Lembaga Pendidikan walau kadang merampok juga mereka halalkan. 

Dalam acara Lounching Buku Narasi Mematikan (Pendanaan Teror di Indonesia) yang diselenggarakan di Kampus Universitas Paramadina, Aula Firmanzah (27/07) ini menghadirkan narasumber berikut ini :

Dr. Noor Huda Ismail, Direktur Eksekutif Kreasi Prasasti Perdamaian & Visiting Fellow – S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University

Dr. M. Subhi-Ibrahim, Ketua Program Magister Ilmu Agama Islam, Universitas Paramadina

Dr. Mirra Noor Milla, Lektor Kepala, Fakultas Psikologi & Wakil Kepala Laboratorium Psikologi Politik, Universitas Indonesia

Munir Kartono, Credible Voice – Kreasi Prasasti Perdamaian 

Acara diskusi sekaligus bedah buku Narasi Mematikan ini dipandu oleh Dr. Zora Sukabdi, Dosen Universitas Indonesia 

Dan sambutan acara oleh Prof. Didik Junaidi Rachbini, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Paramadina. Beliau mengatakan bahwa “ Kampus Paramadina adalah Kampus yang aktif dan peka terhadap lingkungan sekitarnya, dimana intelektualnya selalu menyuarakan hal-hal berkaitan dengan publik”.

Peluncuran buku dan bedah buku Narasi Mematikan dilakukan secara offline dan online, sehingga peserta yang hadir cukup banyak baik dikalangan akademik, mahasiswa maupun umum. Buku ini juga bisa digunakan sebagai bahan kajian di kalangan pedidikan, agar mereka paham bagaimana mengantisipasi hal-hal yang merugikan masyarakat. 

Buku Narasi Mematikan karya Dr. Noor Huda Ismail ini dibuat dengan keberanian yang luar biasa. Proses pembuatan buku hal pertama dia lakukan adalah mengontak pihak kepolisian untuk mendapatkan security clearance, wawancara dengan narasumber di dalam penjara, lalu menulis naskah dan merisetnya selama satu tahun.

Komunitas teroris ini untuk melancarkan usahanya dengan menggunakan Narasi Nabi Yusuf dan bagaimana kelompok teroris tersebut menggunakan sosial media bahkan dalam penjara masih bisa mendapatkan uang untuk kepentingan kelompok tersebut. 

Buku ini juga akan mengajak semua pihak terkait dan masyarakat untuk melakukan diskusi ilmiah tentang desentralisasi penanganan isu pendanaan teroris. Penulis membuat buku besar ini agar orang-orang yang tidak bisa membaca lama menjadi fokus dan acara lounching buku ini disertai pemutaran film dokumenter yang diperankan langsung oleh mantan pelaku komunitas teroris. Menceritakan awal mula dia masuk dalam jaringan tersebut. 

Dr. M. Subhi-Ibrahim, Ketua Program Magister Ilmu Agama Islam, Universitas Paramadina mengatakan, “ Pelaku terotis tampak baik di masyarakat, sehingga ketika ada penangkapan orang-orang sekitarnya akan mengatakan bahwa mereka tidak mungkin menjadi teroris”. Intinya potensi untuk menjadi teroris bisa dimiliki oleh orang-orang yang tampak baik dimasyarakat, meskipun mereka rajin ke masjid, jadi imam masjid, rajin sedekah, rajin puasa dan menolong tetangga. Hal itu dia dapat dalam salah satu karya  yang berjudul “Kecil Itu Indah”. 

Dr. Mirra Noor Milla Lektor Kepala, Fakultas Psikologi & Wakil Kepala Laboratorium Psikologi Politik, Universitas Indonesia mengatakan bahwa, “ Ini buku sebenarnya buku yang sulit, tetapi cara bertuturnya renyah. Buku yang kaya akan data dan menggunakan pendekatan metodologi dan logika saintifik tertentu”.

“Dalam kajian psikologi yang dilakukan bersama beberapa mahasiswa tentang kajian psikologi penyakit terorisme juga narasi ini memang sesuatu yang harusnya netral dan diperlukan guna untuk menggambarkan dunia dan meresponnya. Narasi juga memberikan kebermaknaanakan diri kita dan memenuhi kepastian, artinya hal ini juga berhubungan dengan bagimana orang harus menjadi baik dan diterima, yang datangnya dari narasi”, lanjut Dr. Mirra.

Munir Kartono, Credible Voice – Kreasi Prasasti Perdamaian , menceritakan bagaimana pengalamannya dia mencari dana melalui internet, menggunakan skill yang dia miliki  untuk mengumpulkan dana. Dia juga menceritakan bagaimana cara-cara yang dilakukan oleh orang orang teroris untuk melakukan aksi terornya. 

Munir berkata bahwa “ aksi terorisme tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang terpinggirkan atau marjinal, tetapi juga oleh orang-orang yang memiliki kemampuan untuk melakukannya”. Dia juga menyarankan agar orang-orang yang berurusan dengan pendanaan terorisme harus lebih berhati-hati dan lebih luas dalam menangani masalah ini. 

Munir juga menjelaskan isi cerita film dokumenter yang baru saja ditayangkan, bahwa awal perjalanannya terlibat dipicu oleh sebuah konflik kecil dalam keluarga, dimana dia bersiteru dengan ayahnya. Kemudian dia kenal dengan anak-anak punk yang membuat hidupnya makin tidak wajar, lalu coba menyadarkan diri dengan bergabung sebuah organisasi HTI yang dikenal radikal hingga akhirnya bergabung dengan komunitas teroris. Namun penjara telah menyadarkan untuk kembali ke jalan yang benar. 

Mantan Teroris lainnya yaitu Hendro Fernando (Credible Voice) juga bersaksi bahwa telah melakukan aksinya dengan mengalokasikan dana dari suriah untuk persenjataan dan juga memberikan semua kebutuhan logistik wilayah Poso, Sulawesi Tengah. 

Buku ini memiliki kesimpulan tentang bagaimana narasi tertentu dapat digunakan untuk menarik orang tertentu untuk menyumbang sesuatu. Juga bagaimana pentingnya koordinasi antara berbagai pihak untuk mengantisipasi narasi yang dibungkus dengan balutan keagamaan. 

Buku Narasi Mematikan memiliki Tim Riset : Arif Budi Setyawan, Eka Setiawan, Sylvia Laksmi, Lies Marcoes Natshir. Ukuran buku/tebal halaman : 21 x 29,7 / 264 halaman. ISBN : Masih dalam proses. Harga : Rp 199.000 (harga PO) oleh Penerbit: Kreasi Prasasti Perdamaian (perusahaan yang membawahi ruangobrol.id)

Untuk pemesanan (Pre Order) hubungi admin buku [email protected] 

Demikian ulasan saya pada acara lounching buku Narasi Mematikan dan tayangan film dokumenter yang dikupas dalam sebuah diskusi bersama dengan para narasumber yang disebutkan di atas. Semoga menjadi pengetahuan yang bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih.

 

Salam Cantik,

 

Lita Chan Lai

 

4 Responses
  • indah nuria
    Agustus 1, 2023

    sungguh buku yang penuh dengan cerita yang menggugah sekaligus mencerahkan ya mba, jadi wawasan kita untuk menghindari jaringan terorisme ini ya mba

  • Fenni Bungsu
    Agustus 1, 2023

    Bahasan bukunya cukup menghentak dan juga membuat jadi mawas diri akan terorisme ya kak. Dan salut untuk penulisnya yang berani untuk mengangkat ini. Sukses untuk Narasi Mematikan

  • Okti
    Agustus 1, 2023

    Sekeren itu mereka sampai keluarga yg mau jadi “pengantin” mendapatkan jaminan kehidupan yang lebih baik.
    Kan jadi merembet ke bagaimana keamanan dan hukum di Indonesia jika merujuk pada informasi mereka itu di penjara saja bisa main sosmed dan menghasilkan uang…
    Hemm…

  • Nabilla - Bundabiya.com
    Agustus 1, 2023

    menarik itu bukunya kak.. tapi serem juga sih ya kalau udah ngebaca dari mana pendananya. pasti risetnya mendalam dan lama juga nih bukunya

What do you think?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *