Berawal Dari Pangkalpinang Menuju Rumah Pengasingan Bung Karno

by

 

Wisma Pesanggrahan Manumbing, tempat Bung Karno diasingkan

Wisma Pesanggrahan Manumbing, tempat Bung Karno diasingkan

Sejak awal perencanaan kegiatan Kelas Blogger ke-6 di Pangkalpinang, Bapak M. Irwansyah sebagai Walikota Pangkalpinang, menyarankan untuk pergi ke Bukit Manumbing. Tempat dimana Bung Karno, Presiden pertama Indonesia diasingkan oleh Kolonial Belanda pada Agresi Militer ke-2. Menurut Beliau, walikota yang biasa di sapa dengan nama Wawan “Tempat tersebut memiliki sejarah yang kuat terhadap Kota Pangkalpinang. Pada tanggal 6 Juli 1949, Bung Karno pernah berkata “KOTA PANGKALPINANG, KOTA KEMENANGAN”, dalam pidatonya pada saat itu”. Entah apa maksudnya mungkin Bung Karno sangat melihat antusias masyarakatnya dalam mendukung perjuangannya selama di Pangkalpinang.

Walikota Pangkalpinang M. Irwansyah , ramah, smart, dan berwibawa

Walikota Pangkalpinang M. Irwansyah , ramah, smart, dan berwibawa

Bukit Manumbing, yang terletak di wilayah Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Prov. Kepulauan Bangka Belitung. Jarak Pangkalpinang ke Muntok sekitar 138KM, normalnya sih 2 Jam 45 Menit. Tapi dua kali saya datang kesini, cukup 2 jam dengan mobil kecepatan tinggi. Tidak disarankan sih bawa kendaraan kencang, kecuali emang sudah profesional.

Nama rumah pengasingan Bung Karno adalah Pesangrahan Manumbing dulunya sih bernama Wisma Manumbing, yang merupakan sebuah bangunan bersejarah saksi bisu perjuangan tokoh-tokoh Proklamasi Republik Indonesia puluhan tahun silam. Bangunan ini merupakan salah satu rumah pengasingan yang dibangun oleh Belanda untuk membatasi ruang gerak para tokoh kemerdekaan pada saat itu. Tidak ada data yang pasti kapan Wisma Pesanggrahan Manumbing ini dibangun. Yang jelas bangunan ini dibangun oleh para pekerja Rodi ( pekerja paksa) pada masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1927, sementara dari sumber lain menyebutkan komplek ini dibangun pada tahun 1890 dan sumber lainnya menyebutkan pada tahun 1932. Bangunan bersejarah ini berada di Puncak Gunung Manumbing dan bangunannya berdiri diatas ketinggian 450 meter dari permukaan laut dan langsung menghadap Selat Bangka.

Keindahan Bakon Rumah Pangasingan Bung Karno dalam bidikan kamera blogger

Keindahan Bakon Rumah Pangasingan Bung Karno dalam bidikan kamera blogger

Bagunan ini merupakan asset sejarah yang harus terus dilestarikan, karena tempat pengasingan Presiden Soekarno dan para tokoh Republik Indonesia ada disini pada masa pemerintahan Kolonial Belanda. Diatas lahan seluas dua hektar, bangunan ini berdiri tegak diatas Bukit ketinggian 450MDPL. Terdiri dari tiga bangunan, yakni bangunan utama yang terdiri dari 6 kamar dan 2 Paviliun. Masing-masing paviliun ada 6 kamar dan 7 kamar. Disini lah tercetus ide oleh para tokoh pendiri Republik ini untuk melakukan perundingan dengan Belanda.

Bangunan sejarah yang harus tetap dijaga dan pelihara

Bangunan sejarah yang harus tetap dijaga dan pelihara

Berdasarkan informasi yang tertulis dan terpajang di ruang 102 Wisma Pesangrahan Manumbing, Soerkarno dan sejumlah tokoh nasional lainnya dibawa ke tempat ini dibagi menjadi 3 kelompok atau rombongan. Rombongan pertama yaitu, Mohammad Hatta (Wakil Presiden), Mr. A.G. Pringgodigdo (Sekretaris Negara), Mr. Assat (Ketua Badan KNIP) dan Komodor Udara S. Suryadarma. Mereka diasingkan pada tanggal 22 Desember 1948 dari Yogyakarta. Kemudian rombomgan kedua yaitu, Mr. Moh Roem (Wakil Perdana Menteri) dan Mr. Ali Sastroamidjojo (Menteri Pengajaran) yang diasingkan dari Yogyakarta ke Manumbing pada tanggal 31 Desember 1948. Dan rombongan ketiga adalah Bung Karno dan Agus Salim yang juga diasingkan ke Bangka pada tanggal 6 Februari 1949 dari tempat pengasingan yang semula di Kota Prapat, Sumatera Utara.

ruang tamu yang luas di dalam Wisma Pesanggrahan Manumbing.

ruang tamu yang luas di dalam Wisma Pesanggrahan Manumbing.

Sang Presiden sendiri tidak lama berada di Bukit Manumbing karena kondisi tubuhnya tidak tahan dengan cuaca dingin pegunungan. Atas permintaannya, Bung Karno ditempatkan di tengah kota Muntok. Beliau ditempatkan pada sebuah bangunan yang saat ini bernama Pesanggrahan Ranggam atau Wisma Ranggam. Bung Karno hanya menginap di Pesanggrahan Ranggam, namun kesehariannya boleh jadi lebih banyak di Wisma Manumbing. Sebelum kedatangan Bung Karno ke Wisma Manumbing terlebih dahulu di huni oleh tokoh lain, sebut saja wakil Presiden Mohammad Hatta, Sekretaris Negara Pringgodigdo, Menteri Luar Negeri Agus Salim, Menteri Pengajaran Ali Sastroamidjojo, Ketua Badan KNIP Mr. Assaat, Wakil Perdana Menteri Mr Moh. Roem dan Kepala Staf Angkatan Udara S. Suryadarma. Bung Karno sendiri dibawa ke Bangka menggunakan pesawat pembom jenis B-25 dari sumatera Utara. Tidak ada yang tahu persis seperti apa suasana para tokoh saat berkumpul di Manumbing. Hanya saja pilihan untuk menempuh konfrotasi dan perundingan dengan Belanda lahir di Manumbing.

kamar tidur Bung Karno

kamar tidur Bung Karno

Ruang Kerja Bung Karno

Ruang Kerja Bung Karno

KONDISI PARA TOKOH YANG DIASINGKAN

Tujuh belas hari lamanya Bung Hatta, Mr. Ali, Mr Moch Roem, Mr. Assaat, Mr. Pringgodigdo dan Komodor Suryadarma di kerangkeng di pesanggrahan Manumbing (27 Des’48 s/d 12 Jan’49). Hanya pintu 1 pintu yang boleh dibuka dan ditutup. Sedangkan pintu dan jendela lainnya dipagari kawat Harmica Gaast (kawat kandang ayam). Demikian pula diruangan dalam, yang sekarang menjadi tempat main Bilyard atau dimuka Bar juga di dipasang kawat kerangkeng ukuran 4×6 Meter. Ini benar-benar semacam penjara. Setelah Mr. Giben datang tanggal 12 Jan’49 penjaga disuruh membuka kawat-kawat di seluruh ruangan mulai jendela, pintu bahkan sampai plafon tembok Wisma Manumbing.

Ruang Rapat di Wima Pesanggrahan Manumbing

Ruang Rapat di Wima Pesanggrahan Manumbing

Didalam sel kawat tersebut disediakan meja makan dan kursi untuk 6 orang, di depan kamar VIP II sekarang disediakan pula kamar dari kayu untuk para penjaganya (2-3 orang). Demikianlah penghargaan Belanda untuk seorang Wakil Presiden yang baru saja di Proklamirkan 4 tahun yang lalu, saat itu. Mr. A.G Pringgodigdo dapat tugas dari Bung Hatta untuk selalu mendengarkan berita dari radio penjaga tentang keadaan didalam negeri maupun luar negeri.

Kerangkeng inilah yang membuat heboh PBB, sebab dunia luar terutama bangsa Asia memprotes atas tindakan Belanda terhadap tahanan Republik Indonesia. Kerangkeng baru dibuka setelah Dr Brower dari medan mengunjungi Bung Hatta CS pada tanggal 10 Januari 1949. Kerangkeng dibuka 2 hari kemudian. Dr. Brower menyodorkan surat perjanjian untuk ditandatangani oleh Bung Hatta. Isi perjanjian tersebut adalah :

  1. Republik telah tiada.
  2. Soekarno – Hatta dan pejabat-pejabat lainnya adalah orang biasa, bukan pejabat pemerintahan RI lagi.

Tapi Bung Hatta tentu saja menolak menandatangani surat perjanjian tersebut. Buat Bung Hatta dan kawan-kawannya, Kemerdekaan adalah Harga Mati yang tidak bisa gantikan dengan apapun. Apapun yang terjadi, harus diperjuangkan sampai titik nadi terakhir. Seperti slogan yang sering kita dengar pada saat bangsa ini berjuang “ Merdeka atau Mati”. Begitulah kira-kira perjuangan para tokoh-tokoh nasionalis kita pada saat memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Foto Wisma Pesanggrahan Manumbing terlihat dari berbagai sudut kejauhan

Foto Wisma Pesanggrahan Manumbing terlihat dari berbagai sudut kejauhan

Jadi sangat wajar bila kita harus berjuang juga mempertahankan kemerdekaaan tersebut dengan cara kita masing-masing. Mengenal sejarah ini juga merupakan salah satu cara kita untuk mengingat dan menghargai kerja keras para tokoh-tokoh nasional kita. Sebab Bung karno pernah berpesan bahwa “ Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya”.

PROFIL PARA TOKOH YANG DIASINGKAN

1.    Tokoh yang diasingkan pada tahap satu adalah :

A.    Drs. Moh. Hatta
H. Mohammad Hatta lahir di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat 12 agustus 1902 – meninggal di Jakarta tanggal 14 Maret 1980 diumur 77 tahun. Beliau adalah pejuang negarawan, ekonom dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Beliau bersama Soekarno memainkan peranan untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda, sekaligus memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945. Beliau juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II dan RIS. Beliau mundur dari jabatan Wakil Presiden pada tahun 1956, karena bersamaan dengan Presiden Soekarno, Hatta juga ditunjuk sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

B.    Mr. A.G. Pringgodigdo.
Pringgodigdo lahir di Bojonegoro, Jawa timur pada tanggal 24 Agustus 1904. Setelah kemerdekaan Indonesia, Pringgodigdo bertugas sebagai Sekretaris Negara dibawa Presiden Soekarno sampai Januari 1950, dari Juni hingga September 1948 Beliau juga bertugas sebagai Komisaris untuk Sumatera. Ketika Agresi Militer Belanda II pada bulan Desember 1948, Pringgodigdo ditangkap dan diusir ke Bangka dengan Pemimpin Indonesia. Beliau meninggal dunia tahun 1988.

2.    Tokoh yang diasingkan pada tahap dua adalah :

A.    Mr. Assa’at (Ketua Badan KNIP)
Mr. Assa’at lahir di Dusun Pincuran Landai, Kubang Putiah, Banuhampu, Agam, Sumatera Barat, 18 September 1904 – Meninggal di Jakarta, 16 Juni 1976 pada umur 71 tahun. Beliau adalah pemangku jabatan Presiden Republik Indonesia pada masa Pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta. Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Indonesia. Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan Agresi Militer II. Mr. Assa’at ditangkap Belanda bersama Bung Karno dan Bung Hatta serta pemimpin republik lainnya, kemudian diasingkan di Manumbing Pulau Bangka.

Desember 1949 – desember 1950, Mr. Assa’at menjadi pejabat sementara Presiden Republik Indonesia di Yogyakarta. Dengan terbentuknya RIS (Republik Indonesia Serikat), jabatannya sebagai Presiden pada Agustus 1950 selesai, demikian juga jabatannya selaku ketua KNIP dan Badan Pekerjanya. Sebab pada bulan Agustus 1950, negara-negara bauran RIS melebur diri dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

B.    Komondor Udara S. Suryadarma (KSAU)
Laksamana Udara Soeryadi Soeryadarma lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, 6 Desember 1912 – Meninggal di Jakarta, 16 Agustus 1975 pada umur 62 tahun. Beliau adalah Kepala Staf TNI Angkatan Udara dari 1946 hingga 1962. Pada 1 September 1945, Beliau di tugaskan membentuk AURI oleh Presiden Soekarno dan diangkat sebagai KASAU (pertama) pada 9 April 1946. Pada 18 Februari 1960, selain sebagai KASAU, jabatannya ditingkatkan sebagai Menteri/ Kastaf AURI. Soeryadi Soeryadarma sebagai pendiri dan Bapak AURI tidak hanya berperan dalam mengembangkan dunia dirgantara pada bidang kemiliteran, namun juga sebagai pelopor pada penerbangan komersial. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan , Soeryadarma telah menjadikan dirgantara sebagai bagian dari hidupnya.

C.    Ali Sastroamidjojo
Ali Sastroamidjojo, SH lahir di Grabag, Magelang, 21 Mei 1903 – Meninggaldi Jakarta, 13 Maret 1976 pada umur 72 tahun. Beliau adalah tokoh politik, pemerintahan dan nasionalis. Beliau mendapatkan gelar Meester la de Rechten (sarjana hokum) dari Universitas Leiden,Belanda pada tahun 1927. Beliau juga Perdana Menteri Indonesia Ke-8 yang sempat dua kali menjabat pada periode 1953-1955 (cabinet Ali Sastroamidjojo I) dan 1956-1957 (kabinet Ali Sastroamidjojo II). Selain itu, Ali juga sempat menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan pada Kabinet Presidensial I, Menteri Pengajaran pada Kabinet Amir Sjarifuddin I, Amir sjarifuddin II, serta Hatta I dan Wakil Ketua MPRS pada Kabinet Kerja III, Kerja IV, Dwikora I dan Dwikora II.

D.    Mohamad Roem
Mohamad Roem lahir di Parakan, Temanggung, 16 Mei 1908 – Meninggal di Jakarta, 24 September 1983 pada umur 75 tahun. Beliau adalah seorang diplomat ulung dan salah satu pemimpin bangsa Indonesia pada masa perang Revolusi. Selain itu Beliau juga pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Luar Negeri Indonesia pada pemerintahan Presiden Soekarno. Beliau juga dikenal sebagai pemimpin delegasi Indonesia dalam perundingan Roem – Roijen pada tahun 1949, yang membahas mengenai luas wilayah Republik Indonesia. Dalam perundingan tersebut pemerintah Belanda diwakili oleh Dr. Jan Herman van Roijen. Perundingan tersebut menghasilkan persetujuan Roem-Roijen yang ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949.

3.    Tokoh yang diasingkan pada tahap tiga adalah :

A.    Ir. Soekarno
Ir. Soekarno lahir di Surabaya Jawa Timur, 6 Juni 1901 – Meninggal di Jakarta 27 Juni 1970 pada umur 69 tahun. Beliau adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945-1966. Beliau memainkan peranan penting untuk memerdekan bangsa Indonesia dari pejajahan Belanda. Beliau adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno adalah yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia dan Beliau sendiri yang menamainya. Soekarno termasuk rombongan ketiga datang ke Bangka pada tanggal 6 Februari 1949.  Dipindahkan tempat pengasingannya oleh Belanda dari Kota Prapat ( Sumatera Utara) dekat Danau Toba ke Bangka atas permintaannya sendiri agar Beliau mudah konsultasi dengan Bung Hatta. Karena tidak tahan dengan udara dingin gunung Manumbing akhirnya atas permintaannya juga Beliau tidak menginap di Manumbing. Rombongan dibagi dua yaitu: di Pesangrahan Manumbing dan Pesanggrahan Muntok ( Wisma Ranggam) .

B.    H. Agus Salim
Haji Agus Salim lahir di Kota Gadang, Agam, Sumatera Barat, 8 Oktober 1894 – Meninggal di Jakarta , 4 November 1954 pada umur 70 tahun. Beliau adalah seorang pejuang kemerdekaaan Indonesia. Pada pukul 07.00 WIB tanggal 22 Desember 1948 Kolonel D.R.A van Langen memerintahkan para pemimpin republic untuk berangkat ke Pelabuhan Udara Yogyakarta untuk diterbangkan tanpa tujuan yang jelas. Selama di perjalanan dengan menggunakan pesawat pembom B-25 milik Angkatan Udara Belanda. Tidak satupun yang tahu arah pesawat, pilot mengetahui arah setelah membuka surat perintah di dalam pesawat, akan tetapi tidak disampaikan kepada para Pemimpin Republik. Setelah mendarat di Pelabuhan Udara kampong Dul Pangkalpinang (sekarang Bandara Depati Amir) para pemimpin republik baru mengetahui bahwa mereka diasingkan ke Pulau Bangka, akan tetapi rombongan Presiden Soekarno, Sutan Syahrir dan  H. Agus Salim terus diterbangkan lagi menuju Medan, Sumatera Utara, untuk kemudian diasingkan ke Brastagi dan Prapat, sementara Drs. Moh Hatta, S. Soeryadarma, Mr. Assa’at dan Mr. A.G. Pringgodigdo diturunkan di Pelabuhan Udara Kampung Dul Pangkalpinang dan terus di bawa ke Bukit Manumbing, Muntok dengan dikawal truk bermuatan tentara Belanda dan berada dalam pengawalan pasukan Khusus Belanda, Corps Speciale Troepen.

Kendaraan yang biasa dikendarai Bung Karno

Kendaraan yang biasa dikendarai Bung Karno

 

Peta Bangka barat dimana terletaknya daerah Bukit Manumbing dan Muntok

Peta Bangka barat dimana terletaknya daerah Bukit Manumbing dan Muntok

ORANG-ORANG DALAM KENANGAN SELAMA BUNG KARNO DAN TOKOH-TOKOH INDONESIA DIASINGKAN

Selama Bung Karno dan tokoh-tokoh Indonesia diasingkan ke Pulau Bangka, banyak hal yang tidak bisa di lupakan oleh orang-orang. Dan siapa-siapa saja orang yang pernah berhubungan langsung dengan Bung Karno dan tokoh-tokoh Indonesia. Sepertinya nama-nama berikut ini sangat terkesan sekali buat masyarakat Bangka maupun tokoh-tokoh yang diasingkan:

1.    Tiga orang pelayan Bung Karno selama di Wisma Ranggam 1948-1949 yaitu : 1. Misbah, 2. Joyo dan 3. M. Tohir.

2.    Pak Zulkarnaen, dia adalah seorang Photogafer tahun 1948 di Bangka. Photografer yang berjasa mengabadikan semua kegiatan pemimpin Bangsa Indonesia yang diasingkan di Pulau Bangka tahun1948-1949. Pak Zulkarnaien inilah yang berjasa. Belaiu setiap kejadian yang penting memotret Bung Karno dan Bung Hatta CS di Bangka atau Muntok. Semua foto-foto yang beredar di masyarakat Muntok atau Bangka pada tahun 1949 umumnya adalah hasil pemotretan atau pengabadian dari Pak Zulkarnaen ini. Pak Zulkarnaen sering di undang oleh Bung Karno ke Istana Negara Jakarta (tahun 1950) karena dianggap sangat erat hubungannya selama Bung Karno  berada di Bangka, malahan Pak Zulkarnaen mengeluh album foto-fotonya pernah dipinjam Bung Karno sampai sekarang belum kembali, Pak Zulkarnaen sekarang hidup di Kota Pangkalpinang.

3.    Pak Djojosumarto adalah salah seorang pegawai di Pesanggrahan Muntok. Pernah memeperoleh hadiah kenang-kenangan dari Bung Karno dan H. Agus Salim. Hadiah dari Bung Karno berupa tongkat berwarna coklat tua, panjang 80cm dan Bnedera Merah Putih ukuran 80x45cm. Sayang sekali benderanya telah lusuh dan koyak-koyak dimakan usia. Sedangkan hadiah dari H. Agus Salim berupa tongkat kayu berujung tanduk putih berukir kepala ular naga. Tongkat ini sudah dibuang karena patah. Sebelum meninggal Pak Djojo memberi wasiat kepada istrinya Inem dan anaknya Sujiman agar merawat benda-benda hadiah dari Bung Karno tadi.

Suatu keistimewaan dari Pak Djojo dapat memanfaatkan waktu yang luang untuk minta kenang-kenangan kepada tokoh-tokoh yang lain. Contohnya Pak Djojo mendapat surat penghargaan walaupun secarik dari Presiden Soekarno, Mr. Ali Sastroamidjojo, Mr. Ichsan, Mr. Sartono.

Sujiman adalah anak Pak Djojosumarto. Nama Sujiman sendiri diberikan oleh Presiden Soekarno, sekarang Sujiman menjadi karyawan UPTB di K.K. Rambat. Karena itulah Pak Djojo sangat terkesan dengan adanya tokoh-tokoh yang diasingkan di Muntok.

4.    Isa Djamaludin
Beliau adalah kolektor foto-foto hasil karya Pak Zulkarnaen. Beliau memeliharanya dan memproduksinya sehingga terjaga kelestariannya. Beliau juga juru kunci/ pemelihara peninggalan sejarah purbakal dan mendapat S.K. P&K No: 545/CI/F-53/83. Beliau juga juru potret di Muntok.

5.    H. Kadir Basin
Dia adalah seorang tokoh ulama dan masyarakat di Muntok. Beliau turut menyaksikan dan membantu Pemimpin Indonesia ketika diasingkan d Muntok. Beliau sering memberikan buku-buku, brosur-brosur berita dari dalam dan luar negeri.

Demikian sekilas cerita nama-nama diatas yang memang sangat berkesan untuk kita kenang dan ketahui. Sejarah-sejarah mereka sangat kuat di hati kita. Semua masyarakat Indonesia harus tahu bagaimana perjuangan mereka pada saat itu.

Nah sekarang saatnya kita belajar dari perjuangan-perjuangan mereka. Jangan sampai apa yang diperjuangkan para tokoh-tokoh diatas sia-sia ditangan orang yang tidak bertanggung jawab. Kita harus bisa menjadikan negeri ini menjadi negeri yang aman, damai dan sejahtera. Hidup dalam kerukunan beragama, berdampingan dan nyaman. Sepertinya saya tidak pernah mendengar ada kerusuhan di Kota ini. Semuanya sangat terjaga apik dan rapi. Seperti halnya bagaimana Walikota Pangkalpinang memperindah kotanya yang ramah tamah dan mempesona. Kemudian dikemas dengan akses pembangunan segala bidang yang kian meningkat.

Semakin lama keberadaan kota Pangkalpinang semakin menarik untuk dikunjungi. Apalagi alamnya sangat mendukung untuk menarik wisatawan dari dalam negeri maupun mancanegara.  Pangkalpinang adalah wisata paling komplit yang ada di seluruh Nusantara. Jarak tempuh yang kita lalui juga tidak terlalu jauh. Dari destinasi ke destinasi berikutnya mudah dicapai. Makanan dan minumannya sangat khas dilidah pengenyam kuliner Indonesia.  Siapa yang tidak terkesan oleh negeri yang indah dan makmur ini. Pendapatan masyarakatnya sudah terpenuhi dengan berkebun, mengkail ikan, menambang timah dan berdagang.

Rumah Pangasingan Bung Karno

Rumah Pangasingan Bung Karno

Teman-teman kelas blogger pasti merasakan bagaimana nikmatnya berada di Kota Pangkalpinang. 3 hari sangat berkesan sekali berada di Pulau Bangka, dimana terdapat Kota Pangkalpinang dan keramahan masyarakatnya.  Sepertinya ingin sekali datang dan datang lagi ke Kota Pangkalpinang. Kota yang sangat nyangkut dihatiku.

 

Sumber : Informasi dari brosur, dinding informasi, majalah dinding dan hasil wawancara penjaga Wisma Pesanggrahan Manumbing.

Dokumentasi : foto pribadi dan Dudi Iskandar.

17 Responses
  • Widya Candra Dewi
    Maret 9, 2016

    Sip banget ulasannya.

  • Agung Han
    Maret 9, 2016

    Perjalanan dan pengalaman yang keren
    salam sehat dan sukses mbak

  • Aprillia Ekasari
    Maret 10, 2016

    Rumahnya bagus dan masih berdiri kokoh hingga sekarang ya Mbak? 😀
    Oh ya itu bagaimana ya cara gabung Kelas Blogger? Thx infonya 🙂

    • Petualang Cantik
      Maret 10, 2016

      Bangunan kokoh karena buatan Belanda. Yang dikerjakan oleh pekerja rodi.

      Kelas Blogger di buka umum kok. Siapa saja boleh masuk. Besok ada pelajaran vlogging dan motret. Ikutan ya….

  • Donna Imelda
    Maret 10, 2016

    besok2 aku mau dong diculik ikutan jalan2 seru kayak gini. Sukses selalu, Lita.

    • Petualang Cantik
      Maret 10, 2016

      Hahaha…siap2 stand by malam2 ya…soalnya culiknya malam2 kadang sampe subuh.

      Sipp mba donna… sukses juga buat mba Donna cantik 😉

  • Kang Alee
    Maret 10, 2016

    Lengkap banget, heheh

  • AMANDA RATIH P
    Maret 11, 2016

    Mba main2 ke Maluku dah. Tepatnya ke Banda Naira. Di sana juga ada tempat pengasingan Bung Hatta dkk

    • Petualang Cantik
      Maret 11, 2016

      Iya…aku pernah baca bukunya…habis di asingkan di boven digul bung hatta pernah di pindahkan ke banda naira , maluku.

      Aku sedih…karena buku2 yang dia bawa dari Belanda, selalu dia bawa kemanapun dia pergi. Padahal jumlahnya berpeti2 lho…

      Tapi sampai di banda naira dia tinggalkan begitu saja. Padahal dia sayang banget sama buku2 tersebut.

      Bisa dibayangkan bagaimana repotnya bawa buku berpeti2 itu, mulai dari Belanda, jakarta, boven digul dan banda naira.

      Aku pernah ke maluku, tp tidak sampai ke sana. Kalo ada kesempatan aku jadwalkan berkunjung kesana. Penasaran sekali mau lihat koleksi bukunya yang berpeti2 tersebut.

      Makasi ya mba sudah menginformasikan tempat tsb.

  • berita terkini
    Desember 13, 2016

    Makasih udah sharing mbak, berhasil bikin saya mau ke sana.

    Salam,
    Roza.

    • Petualang Cantik
      Desember 13, 2016

      terima kasih sudah mampir. iya dong..harus kesana pokoknya.

      salam kenal,
      lita chan lai

  • perkembangan janin
    Desember 15, 2016

    Aku abis baca ceritamu jadi bayangin kehidupan nenek di zaman bung Karno, mbak Lita. Makasih udah sharing hal penting macam ini ya.

    Salam,
    Rava.

Tinggalkan Balasan ke Aprillia Ekasari Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *