
Bentuk Kasih Sayang Tercurah di Hari Ceng Beng
“Bu, boleh saya foto ya…?” tanyaku pada ibu yang sedang menata barang-barang untuk sembayah kubur di sebuah makam. Dengan mesem-mesem si ibu menjawab “ tidak usah, tidak usah…”.
Lalu dari belakang muncul Ko Ahon, pengelola Yayasan Rumah Duka Bhakti Sosial yang kemarin saya datangi di kawasan Perkuburan Sentosa, Pangkalpinang. “ Ini tamunya Pak Walikota, yang datang khusus untuk meliput kegiatan Ceng Beng.”kata Pak Ahon ke ibu di pemakaman tadi.

Berkumpul Untuk Melaksanakan Ritual Hari Ceng Beng

Pagi hari yang cerah
Dengan senyum yang hangat si Ibu dan keluarganya mengangguk, tanda memberiku izin untuk di foto. Tidak banyak orang yang suka kegiatan prosesinya di lihat orang, mungkin takut terganggu. Keluarga yang saya datangi ini adalah keluarga yang datang dari Jakarta. Mereka datang hampir tiap tahun ke Pangkalpinang.
“ Disini ada 3 makam yang akan kamisembahyangi”, Kata Pak Susanto. Yang pertama adalah kuburan nenek, kedua adalah kuburan ibu dan yang ketiga adalah kuburan saudaranya. Mereka membawa berbagai macam pernak-pernik yang berkaitan dengan sembahyang kubur.
Buah-buahan, kue-kue, lauk pauk dan nasi jadikan sesembahan pada sembahyang kubur mereka. Ada juga barang-barang seperti dupa, hio, kertas, lilin kayu dan sebagainya , untuk perlengkapan sembahyang mereka. Kasih sayang mereka kepada yang sudah meninggal tidak hanya itu, mereka juga persiapkan barang-barang seperti sendal/sepatu, hape(gadget), baju, kacamata, jam tangan, perhiasan, uang, emas dan perak untuk diberikan kepada orang yang mereka kasihi.

Persembahan Untuk Nenek

Persembahan Untuk Mama
Eiiiits, jangan dulu percaya, sebab barang-barang tersebut tidak semua asli. Mereka sengaja beli dalam bentuk palsu yang terbuat dari kertas. Setelah selesai sembahyang, semua akan di bakar di depan pemakaman. Di yakini oleh mereka barang-barang tersebut sampai kepada orang yang sudah meninggal.
Dalam ritual itu mereka menyalakan lilin di sekitar tubuh kuburan sebagai simbol untuk memberikan penerangan kepada yang ada didalam kubur, lalu mencucuki tanah kuburan dengan kertas khusus sebagai simbol pemasangan genteng diatas kuburan agar yang didalam kubur merasa teduh dan nyaman.

Sembahyang Kubur
Cerita diatas adalah salah satu Kegiatan Ceng Beng atau Qing Ming ( bersih dan terang). Kegiatan yang unik dan luar biasa yang terjadi di Komplek pemakaman Sentosa. Yang jatuh pada tiap tanggal 5 April setiap tahunnya. Warga keturunan Tionghoa yang ada di berbagai penjuru arah datang ke Pangkalpinang. Seperti Amerika, Eropa, Australia, Asia dan daratan China lainnya untuk melaksanakan ritual Ceng Beng atau Sembahyang Kubur.
Ritual biasa di mulai pada pukul 02.30 WIB dini hari. Pada jam tersebut, aku dan teman-teman sudah siap menyambut kegiatan ritual Ceng Beng. Di sekitar Komplek Perkuburan Sentosa di hiasi oleh lampion merah. Di pintu gerbang komplek juga menyala lilin-lilin ada juga berbagai macam bunga di depan barisan lilin-lilin.

Menyalakan Lilin di Kuburan Sebagai Simbol Penerang Dalam Kubur
Mariana
April 6, 2016wahh.. ada mobil buat persembahan?
Petualang Cantik
April 6, 2016ada mariana….tapi sayangnya, setelah sembahyang mobilnya di bakar.
ade anita
April 6, 2016Ada handphone..emas batangan..perak…duit…wah…jadi inget drakor my girl friend is gumiho… disitu dikasihtau kegunaan semua barang2 itu
Petualang Cantik
April 6, 2016keluarga yang aku wawancara malah ketawa2. hahaha…, tapi intinya mereka yakin bahwa semua itu akan dipakai di alam arwah yang sudah mati. duit yang di gunakan ada tulisan Hell Bank Coorporation.