Waspada Gejala dan Faktor Risiko STROKE

by

Halo Sobat Petualang Cantik,

Apa yang kalian tahu ketika mendengar kata STROKE? Jujur, kalau saya mendengar kata STROKE merinding. Karena apa? Ya, hampir setengah keluarga saya mengalaminya dan kami memang memiliki keturunan penyakit STROKE mulai dari Nenek buyut, Nenek, dua om saya, Tante dan Papa saya. Kesemuanya memang beruntung masih memiliki umur yang panjang, tetapi dalam menjalani kehidupan mereka harus berjuang untuk pulih kembali.

Tiga bulan yang lalu Papa saya di serang STROKE . Ini bukan pertama kalinya Papa di serang STROKE, hampir 5 kali lebih sejak pertama dialaminya pada tahun 1992, saat itu saya masih SMP. Masih belum tahu apa itu STROKE, yang saya ketahui Papa tidak bisa ngomong, mulut dan pipinya mencong, tangan dan kaki sebelah kanan tidak dapat digerakan. Itu menjadi ujian berat buat keluarga kami.

Mama saya senantiasa mengurus dan merawat Papa. Berbagai cara dilakukan agar Papa bisa sembuh. Mulai pengobatan dokter, alternatif herbal dan terapi saraf dll. Alhamdulillah, Papa bisa kembali pulih dan bisa beraktifitas seperti biasanya, meskipun masih ada kekurangan yang dialami, salah satunya adanya cara Papa berfikir, menyampaikan sesuatu dan melakukan sesuatu. Mungkin hanya Mama, saya, adik-adik dan keluarga dekat yang paham tentang kekurangan Papa pasca STROKE.

Papa memang susah untuk diberitahu atau dilarang, terutama dalam hal rokok. Ini pula yang mengakibatkan Papa berulangkali di serang STROKE. Berhenti dikala sedang sakit, lalu mulai lagi merokok disaat merasa sudah sehat.

Beda dengan om saya, kakaknya Papa. Sejak muda tidak pernah sama sekali merokok, dan pola makan sangat terjaga. Tetapi saat hari tuanya, beliau malah terserang STROKE. Ini melemahkan sebagian anggota tubuhnya. Lagi-lagi tambah satu orang anggota keluarga yang mengalami STROKE. Pensiunan Pertamina ini dibikin lemah tak berdaya. Banyak orang bilang salah satu pemicu STROKE adalah pikiran. Entahlah, apa betul banyak hal yang dipikirkan bisa bikin orang kena STROKE.

Dalam Peringatan Hari STROKE Se-Dunia tahun 2019, saya berkesempatan hadir dalam acara workshop yang diselenggarakan oleh KEMENKESRI di kantor Departemen Kesehatan, Kuningan Jakarta. Pemateri yang hadir adalah Dr. Cut dan Dr. dr. Al Rasyid, Sp.S(K), Dept. Neurologi FKUI-RSCM. Kedua narasumber ini memberikan banyak ilmu yang dapat diserap dan disebarkan oleh para blogger dalam tulisannya.

Kita dapat melihat situasi terkini di Indonesia, menurut Dr. Cut, STROKE sebagai bagian Kardioserebrovaskular yang digolongkan kedalam penyakit katastropik karena mempunyai dampak luas secara ekonomi dan social. Apakah Kardioserebrovaskular itu? Kardioserebrovaskular adalah penyakit pembuluh darah di otak, terutama arteri otak. Arteri di otak mengantarkan darah yang memasok nutrisi dan oksigen penting ke jaringan otak.

STROKE menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia dan penyebab disabilitas nomor tiga. Data menunjukkan 1 dari 4 orang mengalami stroke, dan termasuk keluarga saya sendiri menjadi bagiannya. Data Rikesdas 2013 prevalensi stroke 10,9 per mil, tertinggi di Provinsi Kalimantan Timur (14,7 per mil), terendah di Papua (4,1 per mil)

Dikatakan oleh Dr. Cut bahwa Stroke dapat dicegah dengan terlebih dahulu cegah Faktor Risiko Stroke dibawah ini :

  1. Pola Makan Buruk
  2. Kurang Aktifitas Fisik
  3. Merokok
  4. Alkohol
  5. Narkotik
  6. Hipertensi
  7. Diabetes
  8. Sakit Jantung dll

Penyakit Kardioserebrovaskular seperti STROKE, penyakit Jantung Koroner dapat dicegah dengan mengubah perilaku yang berisiko seperti penggunaan tembakau, diet yang sehat dan obesitas, kurang aktifitas fisik dan penggunaan alkohol.

Yang Pertama adalah Kementerian Kesehatan sudah mengupayakan dengan Kampanye perilaku CERDIK yaitu :

C : Cek Kesehatan Secara Berkala

E : Enyahkan Asap Rokok

R : Rajin Beraktifitas Fisik

D : Diet Sehat Dengan Kalori Seimbang

I : Istirahat Cukup

K : Kelola Stress

Yang Kedua adalah upaya preventif dengan mendorong masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan diri melalui pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan kolesterol secara rutin atau minimal 1 kali dalam setahun di Posbindu PTM atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan bagi yang belum mempunyai faktor resiko PTM, tetapi yang sudah mempunyai faktor resiko PTM diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala 1 bulan sekali

Yang Ketiga adalah upaya kuratif dengan penguatan pelayanan kesehatan dan

Yang Keempat rehabilitatif untuk disabilitas atau serangan ulang.

Sementara Dr. dr. Al Rasyid, Sp.S(K), Dept. Neurologi FKUI-RSCM

Menjelaskan lebih detail kenapa STROKE itu ada. Yang jelas, jika kita memiliki faktor Genetik harus benar-benar diwaspadai. Jika sudah di serang oleh STROKE, jangan sampai terulang lagi. Jaga pola makan; hindari makanan yang manis-manis, yang pedas-pedas, yang asin-asin.

Menurut Dr. Al Rasyid STROKE secara ilmiah adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian.

STROKE memiliki 2 tipe :

  1. Tipe Iskemik/ sumbatan : Stroke yang disebabkan karena adanya penyumbatan pembuluh darah di otak.
  2. Tipe Hemoragik/ pendarahan : Stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak.

Tanda dan Gejala Stroke menurut Dr. Al Rasyid :

  • Mati rasa, lemah, lumpuh pada wajah, lengan atau kaki pada sisi tubuh
  • Gangguan visual
  • Gangguan bicara
  • Tersandung ketika berjalan…???
  • Pingsan
  • Koma

Dr. Al Rasyid menyarankan begitu gejala stroke terlihat, sesuai slogannya, pasien harus segera dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit dalam waktu kurang dari 2 jam. Pasien perlu secepatnya mendapatkan penanganan tim medis dalam waktu periode emas stroke, yaitu 4,5 jam untuk mengurangi risiko kematian dan kecacatan permanen. Pasien juga perlu melakukan CT scan agar diketahui jenis strokenya.

Dari penjelasan diatas membuat saya paham, bahwa stroke merupakan faktor genetik yang harus diwaspadai oleh saya sendiri dan adik-adik serta keluarga keturunan nenek dari Papa saya. Jangan sampai Stroke menyerang saya atau anggota keluarga saya. Sedih sekali rasanya jika ada keluarga yang terkena Stroke. Aktifitas yang dijalani tentu saja menjadi terbatas bahkan menjadi disabilitas.

Yuk ah…dalam rangka peringatan Hari Stroke Sedunia 2019 ini, kita lakukan hidup sehat. Cegah dan kendalikan faktor risiko PTM sehingga kita dan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang sehat berkualitas. Jadikan diri kita berguna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa.

 

 

Salam,

 

 

Lita Chan Lai

No Comments Yet.

What do you think?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *